Tugusatu.com- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyatakan Muhammadiyah memilih sikap rasional terkait rencana pendirian bank syariah.
“Kita tidak akan tergesa-gesa, kita harus konsolidasi dan tetap berkolaborasi,” tegas Haedar Nashir usai Rakornas Bidang Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (26/2).
Menurut Haedar Nashir, pendirian bank syariah butuh waktu yang panjang mengingat sistemnya berdimensi nasional. Prinsipnya, bank syariah berorientasi seperti bank konvensional untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Karena itu perlu kolaborasi dan konsolidasi, pemberdayaan warung kecil dengan ritel dan jaringan Muhammadiyah,” tuturnya.
Saat ini, PP Muhammadiyah memperkuat ekonomi kerakyatan progresif yang spiritnya untuk kemajuan. Hal itu mengemuka dalam Rakornas Bidang Ekonomi bertujuan untuk memberdayakan umat dan rakyat.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah yang memiliki topangan permodalan, jaringan, sistem dan sumber daya manusia (SDM) secara nasional ingin berkontribusi dalam gerakan ekonomi untuk membangun kemakmuran negara.
“Muhammadiyah memiliki SDM di semua perguruan tinggi berbagai bidang. Bidang tambang ada 5 universitas dan 12 SMK di bidang sawit,” ujarnya.
Haedar Nashir mengatakan era Presiden Prabowo Subianto menjadi era yang menginginkan kedaulatan pangan, serta meningkatkan gizi rakyat dan anak. Termasuk efisiensi yang semua itu berdimensi ekonomi.
Untuk itu, Muhammadiyah sesuai kebijakan pemerintah akan meningkatkan usaha ekonomi di berbagai bidang seperti membina UMKM dan merintis program sejalan bisnis utamanya.
“Sikap kita mencerahkan, moderat, meningkatkan integrasi rakyat dengan tetap bersatu dan memajukan ekonomi rakyat. Saya yakin semua kekuatan bangsa berkolaborasi akan menjadi kekuatan besar,” pungkasnya.