Universitas Brawijaya Ungkap Solusi Pengelolaan Tata Niaga susu dan Produk Turunan untuk Ketahanan Pangan

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Prof Yusuf Hendrawan. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Prof Yusuf Hendrawan. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Peternakan sapi perah secara nasional faktanya memiliki ketergantungan sangat tinggi kepada pabrik susu. Saat industri pengolahan susu (IPS) meminta koperasi atau pengepul menunda pengiriman dan permintaan, risikonya susu tak terserap.

Pada gilirannya stok susu yang melimpah terpaksa dibuang karena kualitas merosot. Peternak dalam posisi ini tak berdaya. Di sisi lain, koperasi juga tidak memiliki peralatan pengolahan susu yang mumpuni.

Berikut penjelasan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Prof Yusuf Hendrawan memberikan solusi kala terjadi surplus susu.

Prof Yusuf menyatakan pendekatan terintegrasi diperlukan melibatkan berbagai pihak, dan menggunakan teknologi yang tepat. Dalam konteks ini, pengelolaan tata niaga susu dan pengolahan produk turunannya untuk menciptakan ketahanan pangan. Termasuk memberikan solusi bagi peternak sapi yang mengalami surplus produksi susu.

“Peningkatan infrastruktur pengolahan susu untuk menghindari kerugian akibat susu yang terbuang atau tidak terpakai,” tegasnya.

Karena itu, dibutuhkan fasilitas pengolahan susu seperti pabrik pengolahan susu segar, pembuatan keju, yoghurt, atau produk olahan susu lainnya.

“Pengolahan susu menjadi produk turunan akan memperpanjang umur simpan susu dan meningkatkan nilai tambah produk,” katanya.

Pengembangan teknologi yang efisien, lanjutnya, guna memastikan produk tetap aman dikonsumsi dan memiliki daya tahan lebih lama. Pengolahan susu itu seperti pasteurisasi, homogenisasi, dan pengemasan vakum. Adapun produk berupa diversifikasi turunan susu yang bernilai tinggi selain susu segar, yakni keju, mentega, krim, es krim, susu bubuk, dan yoghurt.

Menurut Yusuf, semua produk itu dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan demikian akan membantu memperluas pasar guna meningkatkan perekonomian peternak.

Nilai tambah lainnya, produk probiotik dan fungsional bermanfaat bagi kesehatan seperti susu probiotik atau susu dengan kandungan tambahan kalsium dan vitamin. Beragam produk itu dapat meningkatkan daya tarik pasar dan menambah nilai.

Rantai pasok

Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya memiliki inovasi teknologi mesin pengolahan susu dan turunannya di Departemen Keteknikan Biosistem dan Bioproses di FTP UB.

“Departemen Teknologi Industri Pertanian FTP UB dapat membantu pemerintah membangun sistem rantai pasok yang efisien dari peternak sapi perah hingga ke konsumen akhir,” ujarnya.

Sistem itu mencakup penyediaan saluran distribusi yang baik, yakni pemasaran langsung ke konsumen atau melalui kerja sama dengan supermarket, pasar, dan toko-toko makanan.

Bahkan, membentuk koperasi peternak atau asosiasi yang dapat membeli susu dari peternak dan mengolahnya bersama dengan standar Good Manufacturing Practices (GMP). Semua itu untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan skala ekonomi.

Perguruan tinggi juga dapat berperan aktif memberikan pelatihan tentang pengelolaan peternakan sapi perah yang efisien, manajemen pakan, pemeliharaan kesehatan ternak, serta cara-cara inovatif dalam meningkatkan produksi susu tanpa mengorbankan kualitas.

Untuk itu, kerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian guna menciptakan teknologi baru dalam pengolahan susu yang lebih ramah lingkungan, serta memfasilitasi riset pasar untuk produk olahan susu.

Faktanya, kondisi sekarang yang surplus produk susu juga perlu solusi. Dalam hal ini, surplus susu dapat diawetkan dalam bentuk susu bubuk atau produk olahan lainnya yang bisa disimpan dalam waktu lama sehingga mengurangi risiko pemborosan.

Di FTP UB telah mengembangkan teknologi pembubukan produk pertanian yang baik dengan meminimalisir kerusakan kandungan gizi pada produk.

Surplus susu juga bisa digunakan sebagai bahan baku pakan ternak, baik dalam bentuk susu fermentasi atau produk sampingan dari pengolahan susu seperti whey.

Perguruan tinggi akan terus mendorong pemerintah dapat mendukung dengan memberikan insentif untuk pengolahan produk susu, memfasilitasi akses pasar ekspor, serta menyediakan dana atau subsidi untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi peternakan.

Kemitraan dengan industri pengolahan susu yang lebih besar dapat memberikan stabilitas harga, meningkatkan akses ke pasar, dan membantu peternak dalam mengelola surplus produksi.

Universitas Brawijaya khususnya FTP UB dapat berkontribusi melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi produk susu sebagai bagian dari pola makan sehat. Termasuk meningkatkan permintaan pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri dengan memperkenalkan berbagai produk susu inovatif.

Praktik pertanian berkelanjutan dan ekonomi sirkular telah banyak dilakukan oleh CoE Bioenergy dan Biorefinery di FTP UB yang dapat mendorong peternak untuk menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pakan lokal, pengelolaan limbah ternak yang efisien, dan pengurangan emisi gas rumah kaca dari peternakan.

Dengan memanfaatkan limbah atau sisa dari proses pengolahan susu untuk produk lain. Misalnya, pakan ternak, bioenergi, atau pupuk organik, yang dapat mengurangi pemborosan dan mendukung keberlanjutan.

Beberapa kerja sama antara FTP UB dengan perusahaan susu nasional telah berhasil menerapkan ekonomi sirkular dan pemanfaatan limbah.

Dengan langkah-langkah tersebut, pengelolaan tata niaga susu dan produk turunannya tidak hanya akan membantu menciptakan ketahanan pangan tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi peternak, serta memaksimalkan potensi produksi susu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Editor: Bagus Suryo