Tugusatu.com- Kota Malang, Jawa Timur, mengalami inflasi bulanan 0,04% (month to month/mtm) pada Agustus 2024 ketimbang bulan sebelumnya mengalami deflasi -0,01%. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi masih terkendali meski terdongkrak biaya kuliah.
“Inflasi terkendali, daya beli masyarakat normal setelah tiga bulan berturut deflasi (-0,08%, -0,36, -0,01%),” tegas Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin, Senin (2/9).
Menurut Umar, kendati periode tiga bulan terakhir, yakni Mei, Juni, Juli mengalami deflasi, hal itu mencerminkan harga bahan pangan mulai kembali ke harga semula. Hanya saja komoditas cabai rawit dan beras masih menyumbang inflasi pada Agustus.
“Harga merangkak naik karena akhir musim panen,” katanya.
Pendorong inflasi bulanan pada Agustus karena biaya pendidikan terutama perguruan tinggi dan penyesuaian harga bahan bakar minyak.
Adapun komoditas beras terjadi kenaikan 0,15% ketimbang bulan sebelumnya sehingga memberikan andil inflasi 0,01%. Begitu juga harga cabai rawit mengalami kenaikan 12,51% daripada bulan sebelumnya.
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi di Kota Malang 1,88% ketimbang Jatim 2,05% dan nasional 2,12%. Perubahan harga beras yang naik 11,08% memberikan andil inflasi secara tahunan sebesar 0,41% selain emas dan bensin.
Ia menjelaskan secara historis komoditas biaya perguruan tinggi bisa diamati selalu menjadi pemicu inflasi dalam lima tahun terakhir. Sedangkan harga cabai rawit sejak dua tahun ini turut menyumbang inflasi tertinggi.
Dalam konteks ini, Umar menekankan tiga bulan mendatang patut diwaspadai terjadinya kenaikan harga sehingga memicu inflasi. Sebab pada 16 September nanti peringatan Maulid Nabi Muhammad, 27 November pemungutan suara Pilkada, 25 Desember perayaan Natal dan jelang Tahun Baru 2025.
Reporter/Editor: Bagus Suryo