Produk Batik Buatan Siswa Difabel YPAC Malang Merambah Belanda dan Australia

Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat membeli batik motif Topeng Malang buatan siswa SLB YPAC Malang, Jumat (26/7). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat membeli batik motif Topeng Malang buatan siswa SLB YPAC Malang, Jumat (26/7). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com, MALANG– Produk batik buatan siswa Sekolah Luar Biasa YPAC Malang di Jalan R. Tumenggung Suryo No. 39 Malang, Jawa Timur, diminati konsumen Belanda dan Australia.

“Orang dari Belanda dan Australia awalnya berkunjung ke sini, melihat langsung karya siswa disabilitas,” tegas Guru Pembimbing Anak Vokasi di YPAC Malang Zita Margaretha akrab disapa Marta, Jumat (26/7).

Pengunjung melihat langsung berbagai produk kerajinan tangan sekaligus menyaksikan anak-anak berkarya. Mereka kagum dengan kreativitas siswa difabel yang begitu mengesankan.

Setelah itu, mereka memesan berbagai produk buatan siswa di antaranya batik, tas, pakaian, keset, telur asin, dan aksesori.

Marta menjelaskan orang Belanda dan Australia paling demen batik meski harganya Rp500.000 sampai Rp1 juta per potong. Paling laris, batik bermotif Topeng Malang.

“Konsumen dari Belanda minta batik kualitas bagus,” katanya.

Konsumen lokal yang biasa langganan batik Bengawan Solo buatan siswa difabel dari Bank Mandiri. Saat ini, lanjutnya, sudah banyak produk batik berbagai motif yang terjual. Harga dibanderol Rp162.000 sampai Rp200.000 per potong. Adapun produk pakaian seharga Rp100.000 hingga Rp150.000.

Marta bersama guru lainnya, yaitu Katarina Suniaty dan Ama Rohama tekun mendampingi dan membimbing siswa difabel sampai akhirnya mereka membuat karya yang layak jual. Saat ini, siswa difabel terus mengasah keterampilan dengan pembimbing para guru yang berkompeten.

Siang itu, Arlando, Zaki Altaf, Nefagam, Yuliam, Sintia dan Teo semringah menunjukkan karya terbaik mereka ketika Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berkunjung di SLB setempat.

Karya siswa sengaja dihadirkan di gedung Sasana Asih sebagai bagian memperingati HUT ke-69 SLB YPAC Malang. Saat itu, Wahyu membeli karya siswa.

“Saya lihat langsung dan membeli karya buatan siswa. Karya siswa sangat bagus. Warga Kota Malang bisa membeli karya bagus dan kemampuan siswa juga bagus. Ada baju, keset, batik, tas, kaos. Desain dari mereka sendiri,” ujarnya.

Hadir dalam acara itu, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto dan organisasi perangkat daerah Pemkot Malang.

Reporter/Editor: Bagus Suryo

Penulis: Bagus SuryoEditor: D. Wahjoe Harjanto