Mahasiswa Sastra Cina Universitas Brawijaya Luncurkan Cerpen Realitas Kuliah

Bedah buku antologi cerpen berjudul Hidup Oh Hidup karya Caecilia Kasih Ning Tyas, mahasiswa Program Studi Sastra Cina angkatan 2019 Universitas Brawijaya (UB), Malang. Rabu (3/7). Foto: Tugusatu/Dok. FIB UB
Bedah buku antologi cerpen berjudul Hidup Oh Hidup karya Caecilia Kasih Ning Tyas, mahasiswa Program Studi Sastra Cina angkatan 2019 Universitas Brawijaya (UB), Malang. Rabu (3/7). Foto: Tugusatu/Dok. FIB UB

Tugusatu.com, MALANG– Caecilia Kasih Ning Tyas, mahasiswa Program Studi Sastra Cina angkatan 2019 Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, menyampaikan pesan moral kepada Generasi Z untuk menemukan nilai hidup dalam diri mereka.

Pesan moral itu dituangkan dalam sebuah buku yang ia digarap selama setahun.

“Meskipun hidup terasa sulit, kita tidak sendirian, banyak orang yang merasakan hal yang sama dan kita bisa melewati semuanya,” tegas Caecilia saat bedah buku di Gedung B Fakultas Ilmu Budaya UB, Rabu (3/7).

Buku antologi cerita pendek yang begitu mengesankan itu berjudul “Hidup Oh Hidup” dengan dosen pembimbing Diah Ayu Wulan, M. Pd. Sedangkan dosen penguji Yusri Fajar, M.A.

Caecilia membuat buku kumpulan 5 judul karya sastra cerpen, yaitu Kelopak-kelopak Tanhwa, Tragedi di Tepi Pantai, Mamakulah Segalanya, Hidup Oh Hidup, dan Diam Itu Emas, Tapi Tai Juga Diam.

Karya-karya itu sengaja tidak menggunakan Bahasa Mandarin agar dapat dinikmati di Indonesia. Kendati demikian, akulturasi budaya begitu terasa karena ia memasukkan unsur budaya Tionghoa dalam mewarnai alur cerpen.

Menikmati cerpen ini begitu mengesankan karena mengisahkan realitas kehidupan keluarga penulis sendiri, kehidupan mahasiswa dan kisah percintaan semasa kuliah.

“Konsep cerpen biasa, saya sering menggunakan alur maju mundur dalam tema kehidupan. Namun konflik yang diangkat dalam cerita-cerita itu adalah masalah-masalah yang biasa dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Caecilia menggarap buku selama setahun. Proses itu terinspirasi oleh masalah sosial relasi antar manusia dari berbagai etnis, serta masalah generasi Z yang merasa kebingungan dengan arti hidup.

Adapun nama karakter dalam cerita diambil dari kerabat dan teman-teman dekat yang telah dimodifikasi.

Caecilia berharap karya ini bisa dinikmati masyarakat secara luas karena pesan moral yang disampaikan bisa menginspirasi setiap orang.

Sebab, karya sastra ini menyuarakan nilai-nilai moral yang bisa menjadi pelajaran bagi remaja, di antaranya tips hubungan jarak jauh. Termasuk menjaga hubungan dengan komitmen yang kuat.

“Saya berharap karya cerpen ini dapat memberikan inspirasi dan hiburan bagi pembaca,” katanya.

Saat ini, lanjutnya, tersedia 30 buku dengan harga Rp45.000 per eksemplar. Sebanyak 20 buku dibagikan kepada dosen-dosen dan keluarga dekat.

Sementara itu, dosen pembimbing Diah Ayu Wulan menuturkan kegiatan bedah buku menjadi penghubung motivasi bagi adik tingkat dalam berkarya.

“Bedah buku dapat menjadi penyemangat bagi adik tingkat dalam berkarya. Melalui proses pengkaryaan, mahasiswa dapat mengembangkan, mewujudkan kreativitasnya, dan meningkatkan keterampilan kritis,” kata Diah Ayu Wulan memberikan apresiasi.

Diah menambahkan melalui proses pengkaryaan semacam ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan, serta merealisasikan kreativitasnya dan meningkatkan keterampilan kritisnya.

Bedah buku ini dihadiri Yohanes Padmo Adi Nugroho, M.Hum. Selain itu, turut hadir wakil dekan 2, dosen pembimbing, dosen penguji, guru SMP, mahasiswa Sastra Cina UB dari berbagai angkatan, teman-teman di luar UB, pastor, serta tim redaksi Penerbit Karmelindo.

FIB UB memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengekspresikan diri melalui tugas akhir kuliah berupa karya sastra dengan bentuk novel, antologi puisi, dan antologi cerpen.

Reporter/Editor: Bagus Suryo