Tugusatu.com, MALANG– Sahabat UMKM Kota Malang, Jawa Timur, gencar memetakan usaha mikro kecil sampai level Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) agar mereka lebih maju, berkembang dan berdaya saing.
“Sahabat UMKM mendata yang belum bekerja mejadi bekerja, yang mikro bisa naik kelas menjadi kecil dan menengah,” tegas Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi, Selasa (18/6).
Bahkan, Sahabat UMKM bukan saja berdialog untuk mengetahui potensi dan memberikan solusi, melainkan juga menyalurkan bantuan sarana prasarana yang mereka butuhkan.
“Sarana dan prasarana usaha mikro untuk menjalankan kegiatan bisnis kita support,” katanya.
Eko menjelaskan para pelaku mikro kebanyakan usaha kuliner. Saat ini, usaha kuliner mengalami pertumbuhan sebesar 15% pada awal tahun 2024 dari total 21.270 UMKM yang terkurasi. Adapun progres pendataan ada sekitar 19.000 UMKM terkurasi, kini sudah menjadi 21.270 UMKM. Harapannya, setahun ini ada 30.000 UMKM terkurasi.
Selama ini, fasilitasi dan pembinaan digencarkan terutama soal mutu dan kualitas produk, pemasaran, klinik UMKM, perizinan usaha, digital marketing dan digital branding. Termasuk membantu kemudahan akses permodalan melalui perbankan. Selain itu, pelaku usaha diedukasi untuk meningkatkan literasi keuangan agar mereka bankable.
Apalagi Pemkot Malang sudah memiliki aplikasi belanja UMKM Malpro (Malang Beli Produk Lokal) dan Kemis Mbois yang mewajiban aparatur sipil negara mengenakan pakaian produk UMKM setiap hari Kamis. Kebijakan itu membuka peluang lebar bagi UMKM tumbuh dan berdaya.
Kini, kinerja Sahabat UMKM berkontribusi menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Sesuai data BPS, persentase penduduk miskin di Kota Malang pada 2021 sebanyak 4,62% atau 40.620 jiwa, tahun 2022 sebanyak 4,37% atau 38.560 jiwa, dan tahun 2023 sebanyak 4,26% atau 37.780 jiwa. Penurunan angka kemiskinan itu di antaranya karena andil UMKM.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan sahabat UMKM yang merupakan pemangku kepentingan sampai RT dan RW telah memberikan dampak positif.
Sedangkan Wahyu melakukan sambang UMKM merupakan upaya tindak lanjut dari berbagai masukan para pelaku UMKM saat Program Ngobrol Mbois Ilakes atau Ngombe.
“Saya melihat secara langsung bagaimana proses produksi dan pemasaran. Termasuk permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Ini bagian Program Ngombe. Saya minta Diskoperindag kooperatif dengan UMKM, masalahnya apa, lalu segera ditangani agar mereka berdaya,” tutur Wahyu.
Reporter/Editor: Bagus Suryo