Penjabat Wali Kota Malang Nyatakan Deflasi Bukan Indikator Penurunan Daya Beli

Penjabat Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM. Foto: Tugusatu/dok. Prokompim Kota Malang
Penjabat Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM. Foto: Tugusatu/dok. Prokompim Kota Malang

Tugusatu.com, MALANG– Penjabat Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM minta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memantau perkembangan harga pangan menjelang Iduladha meski Kota Malang mengalami deflasi 0,08% (month to month) pada Mei 2024.

“Meskipun saat ini kita deflasi, tapi kami akan tetap pantau fluktuasinya,” tegas Wahyu Hidayat usai High Level Meeting TPID Kota Malang, Selasa (11/6).

Menurut Wahyu, deflasi bukan mengindikasikan penurunan daya beli, melainkan pasokan dan permintaan bahan pangan stabil di pasar. Harga pangan pun terkendali setelah Pemkot Malang melakukan berbagai upaya intervensi melalui operasi pasar dan gerakan pangan murah.

Saat ini, harga cabai dan beras terkendali. Selanjutnya, mengintervensi bawang merah sesuai arahan Kemendagri.

“Deflasi terjadi karena intervensi yang dilakukan oleh TPID Kota Malang. Bukan karena daya beli rendah. Ini sudah kita bahas dengan TPID. Sudah ada analisa, kita kan melibatkan BI, OJK, Bulog, BPS, dan instansi lainnya. Memang, deflasi terjadi karena intervensi kita. Harapannya, jika terjadi inflasi kita berangkatnya bukan dari nol tapi dari minus,” ujarnya.

Wahyu menekankan inflasi agar dikendalikan karena fluktuasi harga pangan bisa terjadi selama Iduladha. Karena itu, langkah strategis terus dilakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali.

Sembilan langkah strategis, yaitu pemantauan harga dan stok, rapat teknis TPID, menjaga pasokan bahan pokok penting, pencanangan gerakan menanam, melaksanakan operasi pasar murah maupun sidak pasar, melakukan koordinasi dengan daerah produsen, realisasi BTT untuk pengendalian inflasi, serta pemberian bantuan transportasi dari APBD.

Sumber: Rilis Prokompim Kota Malang

Reporter/Editor: Bagus Suryo