Tugusatu.com, MALANG– Peternak sapi perah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, merasa waswas bahkan resah tidak menikmati manfaat program susu dan makan gratis kepada siswa sekolah seperti janji presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Terkadang ada keresahan, yang panen (menikmati) justru (produsen) susu bubuk,” tegas Presiden Direktur Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah Jawa Timur, Eva Marliyanti, Kamis (30/5).
Eva menjelaskan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) baru-baru ini telah membuat populasi sapi perah menurun drastis. Sapi terdampak PMK sebanyak 2.000 ekor dari 7.000 ekor milik anggota KAN Jabung Syariah Jawa Timur.
Sedangkan sisa indukan sapi perah 5.000 ekor. Produksi susu dari sapi yang tersisa itu merosot drastis berimbas menurunkan pendapatan. Bahkan, 300 peternak dari total anggota 2.300 orang tidak punya sapi. Peternak lainnya kesulitan recovery, ada juga yang trauma akibat musibah PMK.
“Produktivitas susu per ekor pada masa pemulihan rata-rata turun 3 liter. Per hari hanya 9-10 liter dari produksi ideal 13 liter. Penurunan produksi susu karena sapi berkurang,” ujarnya.
Kebanyakan peternak terpuruk lantaran kesulitan mengakses pembiayaan di perbankan. Peternak lainnya mampu pulih tapi dengan jumlah sapi sudah berkurang. Saat ini, kondisi pascawabah PMK membuat peternak dalam dilema karena sapi pengganti jumlahnya sangat terbatas.
“Kita lihat di Jawa, hampir semua sapi bekas PMK. Kalau kita beli, produktivitasnya tidak terlalu bagus. Di sisi lain, stok sapi tidak terlalu banyak. Jadi, kita agak kesulitan dalam pemulihan populasi,” ungkapnya.
Karena itu, peternak belum mampu memenuhi kebutuhan untuk susu dan makan gratis kepada siswa sekolah sesuai program Prabowo Subianto.
“Kita menyadari, program ini jauh dari kemampuan peternak. Kita baru bisa menyuplai 15% dari program susu gratis,” katanya.
Menurut Eva, program presiden terpilih Prabowo Subianto tentunya sangat diharapkan bisa memulihkan peternak dari keterpurukan. Sebab peternak kini sangat membutuhkan tambahan populasi sapi dengan indukan yang bagus.
“Kebanyakan peternak khawatir, populasi sapi yang masuk (impor) pada farm besar. Kami yakin pemerintah tidak menutup mata, kondisi peternak sebetulnya banyak yang kesulitan populasi. Itu yang harus disinkronkan antara peternak, koperasi dan pemerintah,” ucapnya.
Sehingga program susu dan makan gratis akan bermanfaat bagi peternak kecil yang membutuhkan sapi pascawabah PMK karena mereka masih memiliki sumber daya kandang dan lahan rumput. Untuk itu, tambahan populasi melalui impor 1 juta ekor sapi agar disinkronkan dengan kebutuhan peternakan rakyat.
“Yang kita harapkan adalah model pembiayaan lebih ramah kondisi peternak yang sedang terpukul akibat PMK,” pungkasnya.
Reporter/Editor: Abdul Malik/Bagus Suryo