Sopir Bus Hipertensi dan Diabetes Berpotensi Bahayakan Keselamatan Mudik Lebaran

Sopir bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) di terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur, tes kesehatan, Selasa (2/4). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Sopir bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) di terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur, tes kesehatan, Selasa (2/4). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com, MALANG– Sebanyak 48 sopir bus di terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur, menderita darah tinggi dan diabetes.

Hal itu terungkap dari hasil tes kesehatan sebanyak 118 sopir bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP), Selasa (2/4).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif menyatakan para sopir dites kesehatan sekaligus tes urin guna memastikan mereka bebas narkoba. Pengecekan kesehatan ini berkaitan dengan masa mudik Lebaran.

“Hasilnya sebanyak 32 orang hipertensi dan 16 orang gula darahnya di atas normal,” katanya.

Temuan itu mendorong Dinkes mengeluarkan rekomendasi pada pengusaha otobus agar menyediakan sopir cadangan terutama perjalanan antarkota antarprovinsi (AKAP).

Tujuannya agar memberikan rasa aman pada penumpang selama periode mudik Lebaran.

Para sopir yang menderita darah tinggi dan diabetes itu langsung mendapatkan penanganan dokter. Mereka diminta beristirahat sembari mengonsumsi obat.

“Sebagai sopir bahaya sekali bila menderita diabetes karena efeknya mengantuk,” tegas Analis Laboratorium Puskesmas Cisadea Dinas Kesehatan Kota Malang, Rini Rieswanti.

Reporter: Bagus Suryo