Musim Hujan Turunkan Produksi Telur 5%

Peternak ayam di Kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Muhammad Yasin memamen telur di kandang miliknya, Senin (26/2). Foto : Dok. Tugusatu.com
Peternak ayam di Kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Muhammad Yasin memamen telur di kandang miliknya, Senin (26/2). Foto : Dok. Tugusatu.com

Musim hujan membuat produksi telur ayam ras di Kota Malang, Jawa Timur, menurun 5% lantaran ayam kerap terserang penyakit. Hal itu menjadi salah satu pemicu harga telur naik.

“Musim hujan biasanya penyakit pernapasan dan pencernaan, produksi turun 5%,” tegas peternak ayam di kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Muhammad Yasin, Senin (26/2).

Saban hari, Yasin panen telur sebanyak 450 kg. Kini, harga telur melonjak sejak beberapa hari lalu. Penyebabnya selain musim hujan membuat produksi berkurang, juga imbas peternak beberapa waktu lalu melakukan afkir dini ayam yang tidak produktif.

Ayam diafkir guna mengurangi kerugian dari sisi pakan. Imbasnya, populasi ayam menurun sehingga produksi telur pun anjlok.

“Banyak peternak afkir dini ayam untuk mengurangi kerugian. Mereka menjual ayam yang tidak produktif. Dampaknya baru dirasakan sekarang, ketika produksi telur menurun sementara permintaan pasar meningkat,” katanya.

Saat ini, harga telur di kandang dipatok Rp27.000 per kg. Pedagang di pasar menjual telur itu Rp29.000 per kg. Sampai di pengecer atau konsumen akhir, telur menyentuh Rp31.000 per kg.

Menurut Yasin, kenaikan harga dipicu melonjaknya harga pakan terutama jagung semula Rp6.500 per kg menjadi Rp8.000 per kg. Harga pakan lainnya pun ikut-ikutan naik, yakni konsentrat, bungkil kacang kedelai dan daging buatan. Formula pakan itu ia beli dari Gresik.

“Kenaikan harga telur ini membuat pasar menjadi kaget apalagi menjelang Ramadan,” ujarnya.