Upaya Konservasi TPA Supit Urang Lewat Inovasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengecek data truk pengangkut sampah yang masuk jembatan timbang di TPA Supit Urang, Selasa (13/2). Pendataan berbasis komputer mencatat detail nomor polisi truk, asal sampah, nama pemasok, jumlah dan jenis sampah yang diangkut. Foto : Dok. Tugusatu.com
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengecek data truk pengangkut sampah yang masuk jembatan timbang di TPA Supit Urang, Selasa (13/2). Pendataan berbasis komputer mencatat detail nomor polisi truk, asal sampah, nama pemasok, jumlah dan jenis sampah yang diangkut. Foto : Dok. Tugusatu.com

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya bergegas menuju jembatan timbang Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Supit Urang, Selasa (13/2). Ia mengecek sekaligus memantau keluar dan masuknya truk pengangkut sampah.

Dua petugas berada di depan komputer meregistrasi truk-truk yang masuk jembatan timbang. Setelah kelar, sopir truk menuju tempat pengolahan sampah. Truk yang keluar juga wajib memasuki jembatan timbang.

Pagi itu, ia menjelaskan cara kerja pendataan akurat sampah pada sistem komputer. Semua nomor polisi truk terdata secara jelas, asal sampah, nama pemasok, dan jumlah sampah yang diangkut. Komputer secara otomatis memasukkan data jenis sampah, yakni sampah campur dan sampah organik.

Pelaporan bisa harian sampai bulanan. Data selanjutnya untuk bahan evaluasi beserta upaya penanganan dan solusi. Sesuai rekap data terlihat sampah terbanyak masuk TPA dari tempat penampungan sementara (TPS) Gadang mencapai 13.000 kg dan TPS Borobudur 16.000 kg. Lalu, petugas mencari penyebab banyaknya sampah di kedua TPS itu. Tujuannya agar sampah yang masuk TPA nanti bisa terkurangi.

Saat ini, DLH memperketat masuknya truk pengangkut sampah. Sebelum melintasi jembatan timbang, petugas memeriksa truk di pintu masuk. Petugas mengecek detail dokumen kendaraan pengangkut sampah. Yang bisa masuk hanya yang berstiker resmi bertuliskan kendaraan telah terdata pada Dinas Lingkungan Hidup.

Cara ini ampuh membendung pembuang liar sampah. Pasalnya, DLH mengendus masuknya sampah dari luar Kota Malang berimbas TPA Supit Urang cepat penuh. Karena itu, upaya pengetatan dan perbaikan manajemen dilakukan agar pengelolaan persampahan akuntabel berbasis data akurat.

ā€œInovasi stiker DLH mencegah 10-15 truk liar sampah masuk TPA,ā€ ujarnya.

Truk pengangkut sampah di TPA Supit Urang, Kota Malang, Jawa Timur. Foto : Dok. Tugusatu.com
Truk pengangkut sampah di TPA Supit Urang, Kota Malang, Jawa Timur. Foto : Dok. Tugusatu.com

TPA modern

Saban hari, 49 truk DLH mengangkut sampah dari 72 TPS dan 11 truk Diskopindag membawa sampah dari pasar rakyat. Setiap truk bisa 3-5 rit keluar masuk TPA Supit Urang.

TPA Supit Urang seluas 5,2 hektare dengan kapasitas landfill 726.000 meter kubik. TPA yang dilengkapi fasilitas pengolahan sampah modern ini memiliki daya tampung sampah mencapai 450 ton per hari. Faktanya, timbulan sampah mencapai 700 ton per hari dari sebelumnya 500 ton per hari.

ā€œBisa dibayangkan bila tanpa upaya register pembuangan sampah, volume sampah bisa jadi mencapai 1.200 ton per hari,ā€ imbuhnya.

Dengan demikian, basis data akurat dan akuntabel dengan dukungan teknologi digital dan sumber daya manusia berintegritas dari hulu sampai hilir diperlukan sehingga berdampak membaiknya pengelolaan persampahan skala perkotaan.

Saat ini, upaya pengurangan sampah dari proses pemilahan dan pengolahan berbasis masyarakat sekitar 26,5% dari total timbulan sampah. Volume sampah akan terus menurun karena sebelum masuk TPA sudah dipilah di hulu. Apalagi inovasi pengetatan truk masuk TPA sangat efektif memperpanjang usia TPA semula 5 tahun menjadi 7 tahun.

Sedangkan sampah yang masuk TPA Supit Urang diolah lagi sehingga residunya kian minim ketika masuk landfill. Saban hari, petugas memilah sampah organik di gedung komposting. Adapun sampah campur diproses di gedung sorting plant. Di gedung itu, mesin mencacah sampah lalu menyortir sesuai jenisnya. Sampah yang melewati mesin magnetic separator otomatis menyisihkan logam, kaca dan karet.

Proses akhir ialah pengepresan sampah plastik, kertas, karung dan lainnya. Residu akhir pemrosesan sampah dibuang ke sanitari landfill. Sudah begitu, DLH melakukan pemadatan dengan mencampurkan pasir, tanah dan batu sehingga pengelolaan persampahan lebih ramah lingkungan. Air lindi pun diolah sesuai standar operasional prosedur ketika dibuang sudah aman. Adapun gas metana sebagai upaya pemanfaatan sampah menjadi energi selangkah lagi, tinggal menyambungkan pipa sehingga biogasnya bermanfaat untuk bahan bakar.