Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang, Jawa Timur, mengantisipasi kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sejumlah harga komoditas yang melonjak di antaranya cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras dan gula.

“Ini menjelang Nataru, akhir tahun, tutup anggaran dan libur panjang. Akhirnya, TPID mengantisipasi adanya lonjakan harga dan salah satu intervensi menekan inflasi,” tegas Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat usai High Level Meeting TPID, Selasa (19/12).

Dalam waktu dekat ini, setidaknya Kamis (21/12) nanti, TPID akan mengelar operasi pasar. Bentuknya bisa berupa pantauan harga bahan pokok di pasar dan distributor sampai pasar murah.

“Kita melihat perkembangan sejauh mana,” katanya.

Ia menjelaskan kenaikan harga cabai ada kemungkinan stok secara nasional berkurang. Penyebabnya bisa lantaran iklim dan cuaca.

Faktanya, selama tiga bulan beruntun laju inflasi Kota Malang mengalami kenaikan. Sesuai catatan BPS Kota Malang, inflasi bulanan terkerek sejak September sebesar 0,18% ketimbang Agustus 0,07%. Inflasi naik lagi pada Oktober menjadi 0,26%, lalu November 0,40%.

Meski demikian, ia optimistis laju inflasi tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

“Sebenarnya inflasi fluktuatif masih terkendali. Memang Nataru ada kecenderungan naik, tapi inflasi Kota Malang (year on year/yoy) di bawah rata-rata Jatim meskipun di atas nasional. Dibandingkan dareah lain, Kota Malang masih lebih baik,” pungkasnya.

Pantauan harga cabai di tingkat grosir, sudah ada kecenderungan turun kendati masih terbilang mahal. Harga cabai terkini di Subterminal Agrobisnis Mantung, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, menyebutkan cabai merah besar Rp55.000 per kg, cabai rawit Rp60.000 per kg, cabai rawit keriting Rp50.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp31.000 per kg.

Padahal, harga cabai merah pada Juli 2023 pernah di level Rp15.000 per kg. Adapun harga cabai rawit Rp12.000 per kg, cabai rawit hijau Rp16.000 per kg dan cabai keriting Rp15.000 per kg. Harga itu berangsur naik sampai sekarang.