Lonjakan harga pangan pokok di wilayah kerja Bank Indonesia Malang, Jawa Timur, membuat masyarakat mengerem konsumsi sehingga penjualan eceran terkontraksi.
“Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang menyebutkan penjualan eceran pada Februari 2024 diprakirakan terkontraksi sebesar -4,66% (mtm),” tegas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Febrina,” Minggu (17/3).
Ia menjelaskan angka ini menurun lebih dalam jika dibandingkan dengan realisasi Januari 2024 yang terkontraksi sebesar -2,32% (mtm).
Prakiraan penurunan omzet pada kelompok barang budaya dan rekreasi yang terkontraksi sebesar -8,46% (mtm), kelompok kendaraan -7,85% (mtm) dan kelompok makanan, minuman dan tembakau -2,71% (mtm).
Kelompok barang budaya dan rekreasi terkontraksi sebesar -8,46% (mtm), menurun lebih dalam jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,55% (mtm). Penurunan tersebut disumbang oleh subkelompok mainan anak-anak terkontraksi sebesar -14,84% (mtm).
Penyebabnya lantaran masyarakat menahan konsumsi produk sekunder maupun tersier dan memprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan primer.
Selanjutnya, kategori kelompok kendaraan terkontraksi sebesar -7,85% (mtm), menurun jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,22% (mtm). Subkelompok mobil mengalami penurunan terdalam sebesar -8,29% (mtm).
Responden SPE menyampaikan bahwa penurunan penjualan dipengaruhi pengetatan leasing approval. Dampaknya, konsumen cenderung wait and see untuk membelanjakan konsumsinya seiring dengan kepastian hasil Pemilu serta konsumen menunggu peluncuran mobil tipe baru.
Sedangkan kelompok makanan, minuman dan tembakau diprakirakan terkontraksi sebesar -2,71% (mtm). Kondisi ini lebih baik meskipun masih dalam kondisi terkontraksi jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,73% (mtm).
Penurunan terdalam pada kelompok komoditas ini disumbang oleh sub sektor bahan makanan sebesar -6,11% (mtm). Hal itu dipengaruhi oleh isu menipisnya pasokan beras yang memicu kenaikan harga beras dan berdampak pada penurunan omzet penjualan.
Hasil survei penjualan eceran secara bulanan sebagai indikator perkembangan kondisi ekonomi. Survei ini untuk mengetahui sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan. Termasuk mendapatkan gambaran kecenderungan perkembangan penjualan eceran serta konsumsi masyarakat.
Dalam konteks ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang.
ISSN 3063-2145