Fokus  

Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes Signifikan Tekan Harga Beras

Warga antre membeli beras di warung tekan inflasi mbois ilakes di Pasar Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (6/3). Foto: Dok. Tugusatu.com
Warga antre membeli beras di warung tekan inflasi mbois ilakes di Pasar Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (6/3). Foto: Dok. Tugusatu.com

Warung tekan inflasi mbois ilakes Kota Malang, Jawa Timur, berhasil mempengaruhi psikologi pasar berimbas menurunkan harga beras dan pangan pokok lainnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyebut keberadaan warung tekan inflasi mbois ilakes berhasil membendung gejolak harga di level konsumen.

BPS mengungkapkan harga beras di tingkat petani pada Februari 2024 sebesar Rp8.000 per kg atau naik 10,66% daripada bulan sebelumnya. Adapun harga beras di penggilingan Rp14.000 per kg atau naik 11,39% ketimbang Januari 2024.

Fakta tingginya kenaikan harga beras di tingkat petani dan penggilingan itu, nyatanya kenaikan harga beras di konsumen hanya 8%. Itu artinya keberadaan warung tekan inflasi mbois ilakes signifikan meredam gejolak harga sekaligus berhasil mengendalikan inflasi.

“Setelah melakukan intervensi, akhirnya pimpinan Bank Indonesia Malang terkagum-kagum. Sembilan langkah konkret berhasil menekan inflasi,” tegas Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Senin (4/3).

Bahkan, keberhasilan Pemkot Malang mengendalikan inflasi periode September-Desember 2023 dan periode Januari-Februari 2024 mendapatkan apresiasi dari Kemendagri.

“Alhamdulillah inflasi turun. Kita dapat apresiasi dari Kemendagri,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi menambahkan sebelum ada warung tekan inflasi mbois ilakes, harga beras melonjak. Setelah gencar pasar murah, akhirnya harga beras menjelang Ramadan mulai menurun.

Eko mengungkapkan sejak warung tekan inflasi diluncurkan pada Desember 2023 lalu sudah menggelontor 200 ton beras. Beras sebanyak itu tersebar di Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing dan Pasar Besar Malang. Modal usaha ketiga pasar dari belanja tidak terduga Rp2 miliar dan subsidi transportasi.

Sehingga, harga beras dari gudang bulog sampai konsumen jatuhnya lebih murah. Harga beras SPHP kemasan 5 kg semestinya Rp54.500 dijual Rp52.000. Itu artinya di bawah ketentuan harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp10.900 per kg.

“Sebelum adanya warung tekan inflasi, harga beras Rp78.000 per kemasan 5 kg. Kini, pedagang menjual beras  Rp75.000-Rp73.000 per kemasan 5 kg,” ungkapnya.

Eko mengklaim harga beras menurun rata-rata Rp2.000 per kg sampai Rp5.000 per kg.

“Pemerintah hadir menurunkan harga beras melalui program pengendalian inflasi,” imbuhnya.

Gencarnya pasar murah memasok beras SPHP membuat harga beras cepat stabil sehingga perilaku pedagang turut menurunkan harga.

“Di sini hukum pasar berjalan melalui supply and demand, beras memenuhi kebutuhan konsumen, maka keseimbangan harga akan menyesuaikan pasokan dan permintaan. Akhirnya perilaku pedagang menurunkan harga karena beras SPHP banyak beredar di pasaran,” ucapnya.

Di sisi lain, Supriyono, pedagang beras di Pasar Bunulrejo mengungkapkan beras kemasan 5 kg lahap Rp76.000, mentari Rp77.000, lombok Rp83.000 dan sedap wangi Rp80.000. Posisi harga itu sudah menurun Rp1.000-Rp2.000 per kg sepekan terakhir. Beras paling dicari konsumen ialah beras SPHP karena harganya lebih murah.

“Ada kecenderungan harga beras akan terus menurun,” kata Supriyono.

Menurut Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin saat rilis, Jumat (1/3), inflasi bulanan di Kota Malang pada Februari 2024 sebesar 0,50% (month to month/mtm). Beras menyumbang inflasi tertinggi mencapai 0,31% (mtm).

Umar menjelaskan secara historis inflasi periode 2021-2024, beras menjadi komoditas terbanyak mengalami inflasi. BPS memantau kenaikan harga beras sejak 2022 semula Rp11.100 per kg menjadi Rp12.390 per kg. Sejak saat itu, beras terus mengalami kenaikan. Sampai akhirnya harga beras menyentuh Rp15.500 per kg atau Rp77.500 per 5 kg.

“Beras merupakan komoditas terbanyak mengalami kenaikan,” ujarnya.

Umar menjelaskan rerata harga beras di tingkat petani Rp8.000 per kg, dan harga beras di penggilingan Rp14.000 per kg. Dengan demikian, kenaikan harga beras di tingkat petani sebesar 10,66%, adapun kenaikan harga beras di penggilingan 11,39% ketimbang Januari 2024.

Sedangkan pantauan kenaikan harga beras di tingkat konsumen hanya sebesar 8% (mtm). Fakta itu menunjukkan kenaikan harga beras di level konsumen tidak segede di petani dan penggilingan.

Menurut Umar, hal itu imbas intervensi Pemkot Malang bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) gencar mengendalikan inflasi melalui pasar murah dan operasi pasar. Keberadaan warung tekan inflasi mbois ilakes yang diinisiasi Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berkontribusi signifikan sehingga kenaikan harga beras di tingkat konsumen tidak sebesar di petani dan penggilingan.