Distributor beras di Kota Malang, Jawa Timur, bakal melayani berapa pun beras yang diminta pengulak dengan syarat pembayaran lunas di muka.
“Ini yang memberatkan kami,” tegas pedagang beras di Pasar Bunulrejo, Kota Malang, Supriyono, Rabu (6/3).
Ia merasa keberatan lantaran tidak memiliki modal untuk menstok beras seperti sebelumnya. Padahal, penjualan lumayan laris mengingat menjelang Ramadan.
Sebelumnya, distributor memberikan kelonggaran pada pedagang. Pembayaran bisa sepekan setelah beras dikirim ke kios. Sekarang, pembayaran harus lunas di muka sebelum pengiriman beras. Hal itu setelah beras SPHP bulog digelontor ke pasar.
“Aturan ini berlaku dua pekan terakhir. Saya tidak punya modal untuk menebus beras dalam jumlah besar,” katanya.
Alhasil, stok beras kemasan 5 kg dan 10 kg di lapak miliknya berkurang. Hanya ada sekitar 3 ton dari semula 5 ton. Beras yang dijual sekitar 16 merek dari berbagai daerah. Kendati demikian, ia berusaha bertahan dengan modal seadanya.
“Harga beras medium mulai menurun Rp1.000 sampai Rp2.000 per kg,” ujarnya.
Ia mengungkapkan beras kemasan 5 kg lahap Rp76.000, mentari Rp77.000, lombok Rp83.000 dan sedap wangi Rp80.000. Harga beras medium itu masih melampaui ketentuan harga eceran tertinggi Rp10.900 per kg.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat melakukan pemantauan pasar dan meninjau harga bahan pokok menjelang Ramadan. Sebab, inflasi pada Februari 2024 sebesar 0,50% (month to month/mtm) dan 2,64% (year on year/yoy). Beras masih menjadi penyumbang tertinggi inflasi sebesar 0,31%.
Selain beras, cabai merah memberikan andil inflasi 0,09%, telur ayam ras 0,08%, daging ayam ras 0,04% dan kentang 0,02%. Dari sisi kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,47%.
Pemantauan melibatkan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di Pasar Tawangmangu, Pasar Blimbing, Superindo Sulfat, dan distributor Rejekiku Kidul di area wetan pasar.
ISSN 3063-2145