Bisnis kuliner di Kota Malang, Jawa Timur, kian moncer sejalan dengan kemajuan pariwisata berimbas menumbuhkan perekonomian. Keberadaan objek wisata kampung tematik dan Kayutangan Heritage membawa berkah bagi pelaku UMKM.
Selain itu, ruang terbuka hijau yang terjaga membuat kualitas lingkungan hidup membaik. Apalagi situasi aman dan kondusif sehingga Kota Malang semakin ramah dikunjungi.
Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan kinerja perekonomian Kota Malang pada 2023 optimistis tetap tumbuh positif setidaknya sama seperti tahun 2022 sebesar 6,32%. Tren positif diharapkan terjaga sepanjang 2024.
“Perekonomian kita naik, kedepan kita harapkan seperti itu,” tegas Wahyu Hidayat saat mengecek kesiapan Pemilu 2024 di Bawaslu Kota Malang, Rabu (24/1).
Wahyu menjelaskan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) konsisten melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan. Bahkan, proses Pemilu 2024 terus dicermati sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.
“Proses Pemilu jadi bahan pertimbangan dan dievaluasi, ada cuti bersama. Saya dapat data dari KPU, orang yang pindah pilih sekitar 7 ribu, mereka akan mencoblos, berwisata, dan belanja membuat perekonomian menggeliat,” ucapnya.
Saat ini, kinerja pariwisata telah mendongkrak pertumbuhan usaha kuliner dan oleh-oleh sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah.
“UMKM kuliner tumbuh 5%-10% dari seluruh pelaku UMKM di Kota Malang,” tegas Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi.
Eko mengungkapkan sebanyak 21.000 UMKM yang sudah terkurasi. Sesuai data BPS, UMKM di Kota Malang tumbuh semula 6.983 UMKM pada 2021 menjadi 7.920 UMKM pada 2022. Sepanjang 2023 mengalami kenaikan 5-10%.
Faktor pendorong bertambahnya jumlah UMKM kuliner sejalan dengan kemajuan sektor pariwisata. Selain itu pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan turut meningkat.
Sesuai data BPS, pertumbuhan penduduk di Kota Malang tahun 2021 sebesar 0,13%, tahun 2022 mencapai 0,14% dan tahun 2023 sebesar 0,12%.
Adapun jumlah migrasi masuk di Kota Malang tahun 2022 sebanyak 22.353 orang dan 2021 sebanyak 22.790 orang. Migrasi keluar 17.698 orang dari total penduduk Kota Malang tahun 2023 untuk semua kelompok umur dan jenis kelamin sebanyak 847.182 jiwa. Jumlah penduduk itu meningkat ketimbang 2022 sebanyak 846.126 jiwa.
Pertumbuhan penduduk membuka peluang ceruk pasar kuliner yang kian melebar menjadi berkah bagi pelaku UMKM. Imbasnya, investor demen membuka kafe baru sekaligus menyerap tenaga kerja.
Hal itu terlihat dari data di Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang menyebutkan semula hanya ada 571 izin kafe pada 2021 menjadi 1.515 izin pada 2022, lalu pada 2023 sebanyak 2.051 izin kafe.
Menurut Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi, salah satu indikator naiknya kunjungan wisata adalah tercapainya target pajak dari sektor hotel. Bahkan, bisnis kafe dan kedai makanan skala UMKM meningkat di Kayutangan Heritage. Setiap pelaku usaha meraup pendapatan rata-rata Rp1 juta-Rp2 juta per hari.
Jumlah wisatawan mancanegara pada awal Desember 2023 tercatat 45.115 dan 2.175.861 wisatawan nusantara, totalnya 2.220.976 wisatawan. Jumlah itu bertambah di akhir Desember, yakni 48.358 wisatawan mancanegara dan 3.002.894 wisatawan nusantara, totalnya 3.051.252 wisatawan sepanjang tahun 2023.
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang Handi Priyanto mengungkapkan pajak restoran meningkat signifikan dalam beberapa tahun ini.
“Saya masuk Bapenda tahun 2020 pajak restoran masih Rp40 miliar. Tahun 2021 menjadi Rp64 miliar. Selanjutnya, tahun 2022 Rp105 miliar. Tahun 2023 meningkat lagi Rp148 miliar, target tahun 2024 Rp155 miliar,” ujarnya.
ISSN 3063-2145