Tugusatu.com- Workstation Unesco di Universitas Brawijaya (UB) tengah disiapkan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) bersama Unesco Chair sebagai bagian dari International Workstation on Rural Development and Sustainability Program.
Inisiatif ini digadang-gadang menjadi dorongan baru bagi industri kreatif berbasis budaya di Indonesia, khususnya di Malang Raya.
Persiapan tersebut ditandai dengan penyelenggaraan International Workshop bertema “From Heritage to Innovation: Empowering Cultural-Based Creative Industries” yang berlangsung pada 21-23 November 2025 di Auditorium FIB UB.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, mengatakan bahwa keberadaan Workstation Unesco akan memperluas jangkauan aktivitas akademik UB ke tingkat internasional.
“Workstation Unesco ini akan memudahkan kita menyiarkan berbagai aktivitas akademik maupun budaya ke dunia internasional,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki UB melalui FIB maupun fakultas lain dapat dipromosikan lebih luas melalui jaringan Unesco.

Menurutnya, seni dan budaya Nusantara, mulai dari wayang, tari, hingga media seni kontemporer menyimpan filosofi penting yang mampu menjadi dasar pembentukan peradaban dunia.
“Setiap budaya memiliki tata krama dan filosofi hidup, dan nilai-nilai itu dapat menjadi pijakan untuk membangun peradaban yang lebih baik,” tuturnya.
Prof. Widodo menambahkan bahwa Workstation Unesco UB telah resmi berjalan. Sejumlah pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah Malang Raya, Pemerintah Kota Batu, LSM, dan praktisi pendidikan, diundang untuk menyusun arah dan agenda kerja.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada tim Globalizing UB serta seluruh dekan yang telah mendukung inisiatif tersebut.
Sementara itu, Dekan Institute for Cultural Industries Peking University sekaligus pakar kebijakan budaya Unesco, Prof. Dr. Yong (Hardy) Xiang, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan UB ditujukan untuk menghadirkan Workstation Unesco yang berfungsi sebagai pusat pelatihan, konsultasi, hingga penyelenggaraan festival dan konferensi.
“Tujuannya adalah mendukung masyarakat, terutama anak muda yang bergerak di bidang pendidikan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa fasilitas ini juga akan memperkuat kapasitas masyarakat di sektor seni, budaya, media, dan bidang pendidikan lainnya.
“Workstation ini memiliki peran strategis dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat, khususnya di Malang Raya,” imbuhnya.






