Festival Mbois ke-10 Dimulai, Diskopindag Kota Malang Dorong Ekraf Kian Atraktif

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi (kedua dari kanan) saat pembukaan Festival Mbois ke-10 di MCC. Foto: Tugusatu/Maghfirotul Hasanah
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi (kedua dari kanan) saat pembukaan Festival Mbois ke-10 di MCC. Foto: Tugusatu/Maghfirotul Hasanah

Tugusatu.com- Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menyatakan Festival Mbois ke-10 sejalan dengan 1000 event menjadi penggerak ekonomi berbasis industri kreatif.

Selama ini, dampak dari program 1000 event yang digulirkan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berhasil menumbuhkan perekonomian sekaligus meningkatkan ekonomi kreatif (Ekraf) dan UMKM.

“Festival ini membuktikan bahwa kolaborasi antara komunitas dan pemerintah berjalan baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang bahkan berada di atas rata-rata nasional dan Jawa Timur,” tegas Sri Yuliadi, Jumat (7/11).

Kini, kemajuan Ekraf di Kota Malang signifikan. Sebanyak 17 subsektor ekraf yang berkontribusi sebagai penumbuh perekonomian, yaitu arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fesyen, aplikasi, pengembangan gim, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, serta seni rupa.

Selama ini ekraf membuat perekonomian Kota Malang tumbuh sebesar 6,32% tahun 2022 dan tahun 2023 sebesar 6,07%, pada tahun 2024 di angka 5,41%. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang melebihi pertumbuhan Jawa Timur dan nasional.

Bahkan, ekraf telah menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 6,1% atau turun 0,7% ketimbang sebelumnya 6,8%. Selain itu, Kota Malang yang ramah investasi membuat sektor perdagangan dan jasa tumbuh sejalan dengan bisnis perhotelan, kuliner, dan perumahan.

Prestasi atas capaian kinerja ekraf yang mengesankan adalah Kota Malang menyandang predikat Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative City) di bidang Media Arts.

Dalam konteks Festival Mbois ke-10, Eko mengatakan partisipasi publik begitu kuat turut menyukseskan gelaran ini sehingga terasa dampaknya. Komunitas ekraf, UMKM dan perbankan bersinergi dan kolaborasi bersama dalam pengembangan bisnis kreatif.

“BNI tidak hanya mendukung bisnis kreatif lokal, tapi juga internasional melalui program ekspor yang membantu pembiayaan dan perluasan pasar hingga mancanegara,” katanya.

Menurut Eko, Festival Mbois ke-10 juga menjadi bagian penting dari rangkaian kegiatan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia. Hal ini menegaskan posisi Malang sebagai kota kreatif yang kolaboratif dan berdaya saing global.

Penulis: Bagus/Maghfirotul HasanahEditor: Bagus Suryo