Sekretaris PP Muhammadiyah: Ilmu Pengetahuan Kunci Kemajuan Umat Manusia

Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, pada Semarak Ramadhandengan tema "Navigasi Ramadhan: Misi Muhammadiyah yang Mencerahkan” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (8/3/2025). Istimewa
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, pada Semarak Ramadhandengan tema "Navigasi Ramadhan: Misi Muhammadiyah yang Mencerahkan” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (8/3/2025). Istimewa

Tugusatu.com, MALANG—Ilmu pengetahuan adalah pionir kemajuan umat manusia. Tanpa ilmu, kedudukan dan harta hanya akan menjadi kosong, sementara dengan ilmu, kita tidak hanya mendapatkan kekuasaan duniawi, tetapi juga kebijaksanaan yang akan memandu setiap langkah kita menuju kesuksesan yang hakiki.

Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, menegaskan hal itu pada Semarak Ramadhandengan tema “Navigasi Ramadhan: Misi Muhammadiyah yang Mencerahkan” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (8/3/2025).

Menurutnya, pesan ini menjadi pengingat yang kuat bahwa Muhammadiyah terus mendorong umat untuk memperjuangkan kemajuan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS).

Ilmu pengetahuan, dia menggambarkan dengan simbolisasi Tangga Sulaiman, seperti tangga yang membawa seseorang menuju puncak kejayaan, ilmu pengetahuan merupakan anak tangga pertama yang menghubungkan kita dengan harta dan kedudukan.

Ilmu pengetahuan, yang diibaratkan sebagai Tangga Sulaiman, memang menjadi kunci utama menuju kemajuan. Namun, dia juga mengingatkan bahwa saat ini pusat saintifik di dunia sedang mengalami kemunduran.

Sejak awal berdirinya, kata dia, Muhammadiyah sudah menunjukkan komitmennya dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan mendirikan sekolah-sekolah luar negeri, seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Muhammadiyah Australia College (MAC). Langkah ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada kemajuan di tanah air, tetapi juga berusaha untuk berkontribusi dalam pendidikan internasional. Ini adalah contoh konkret bagaimana Muhammadiyah mengedepankan ilmu pengetahuan dan pendidikan sebagai kunci untuk menciptakan perubahan yang lebih besar.

Sayuti juga mengingatkan akan sejarah panjang Muhammadiyah sebagai pelopor di berbagai bidang. Sebagai organisasi yang mendunia, Muhammadiyah terus berkembang dengan berbagai gerakan penting, seperti Wujudul Hilal, Taman Pustaka/SM pada 1915, Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), Penolong Kesengsaraan Umum (PKO/PKM) pada 1920, dan berbagai amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya.

Menurutnya, gerakan-gerakan ini menunjukkan betapa besar kontribusi Muhammadiyah untuk memajukan umat Islam, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Sayuti mengatakan, menurut survei, di Indonesia ada dua institusi yang memiliki perspektif positif tinggi, yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Muhammadiyah. Ini menandakan bahwa Muhammadiyah tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Dia mengungkapkan, salah satu kunci keberhasilan Muhammadiyah adalah menerapkan 7S Framework dari McKinsey, yang terdiri dari: Strategy, Structure, System, Skill, Staff, Style, dan Shared Values. Muhammadiyah, yang telah mengadopsi prinsip-prinsip ini, terbukti mampu bertahan dan berkembang dalam menjalankan misinya.

Bersikap moderat menjadi salah satu prinsip utama yang dibahas dalam acara ini, moderasi ini memungkinkan Muhammadiyah untuk tetap relevan dan memberikan kontribusi positif di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Bersikap moderat itu membuat kita bertahan, dan amal usaha kita dapat terus berlangsung dan berkembang. Oleh karena itu, Muhammadiyah selalu berusaha menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi, antara agama dan perkembangan zaman, agar terus dapat menjadi pencerahan dalam konteks yang lebih luas.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor V Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Tri Sulistyaningsih, mengatakan,berpikir futuristik adalah cita-cita Muhammadiyah. Sebagai organisasi yang mendunia, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada kemajuan lokal, tetapi juga memiliki misi yang lebih luas, yaitu menjadi rahmatan lil ‘alamin, seperti yang diajarkan dalam surah Muhammad ayat 107.

“Muhammadiyah berkomitmen untuk selalu berpikir maju, memberikan pencerahan, dan membawa manfaat bagi seluruh umat manusia,” ucapnya.

Penulis: Bagus Suryo Editor: Anam