Tugusatu.com- Guru besar bidang bioteknologi keamanan pangan Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, membuat kit pendeteksi DNA (asam deoksiribonukleat) babi. Teknologi itu halal care kit real time PCR (Polynerase Chain Reaction).
“Ini merupakan alat yang dapat mendeteksi DNA babi dalam bentuk asli maupun olahan,” tegas Prof Joni Kusnadi saat pengukuhan guru besar, Kamis (19/12).
Selain alat pendeteksi babi juga sedang mengembangkan teknologi rapid test produk makanan mengandung daging sapi, daging kerbau, daging ular, dan daging tikus.
Kusnadi menjelaskan kit pendeteksi produk makanan berbahan babi ini lebih murah ketimbang kit serupa dari produk impor.
Sebab, harga kit buatan UB dipatok Rp2,5 juta sampai Rp3 juta untuk 50 reaksi. Sedangkan kit impor seharga Rp12 juta sampai Rp32 juta dengan spesifikasi setara, bahkan kit buatan UB lebih unggul dalam membaca reaksi.
Hadirnya Halal care kit real time PCR untuk mengurangi ketergantungan impor. Apalagi, kit ini terbukti lebih spesifik dan efektif mendeteksi kontaminasi maupun adulterasi spesies non-halal pada suatu produk makanan.
Keunggulan kit terdiri dari komponen primer spesifik, buffer PCR, dan internal positive control yang lebih ekonomis. Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia, industri, dan UMKM bisa menggunakan Halal care kit real time PCR dari sebelumnya hanya bertumpu pada proses audit dokumen.
Dengan demikian, pengguna lebih diuntungkan dari sisi harga dan efektivitas daripada menguji di laboratorium untuk sertifikasi halal.
“Hanya butuh waktu tiga jam lengkap uji laboratorium daripada kit konvensional perlu lima hari,” katanya.