Indonesia Maju, Kemenkop UKM Dorong Pertumbuhan Industri Menengah

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, tengah produk UMKM di MCC, Jumat (26/4/2024). TS/Bagus Suryo
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, tengah produk UMKM di MCC, Jumat (26/4/2024). TS/Bagus Suryo

Tugusatu.com, MALANG—Kemenkop UKM mendorong bertumbuhnya industri menengah agar Indonesia dapat menjadi negara maju dan terhindar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, menyatakan Indonesia harus cepat mengembangkan medium industri guna mencapai Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita setara negara maju.

“Idenya memunculkan medium industri berbasis bahan baku domestik melalui rumah produksi,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Kota Malang, Jumat (26/4).

Keberadaan rumah produksi yang bisa dikembangkan oleh para pelaku UMKM di antaranya mengolah ikan menjadi protein guna menyuplai industri makanan. UMKM lainnya berbasis lidah buaya menghasilkan produk ekstrak untuk memenuhi kebutuhan industri kosmetik.

Saat ini, lanjutnya, sudah waktunya UMKM memainkan peran sebagai pemasok yang dibutuhkan industri sehingga mereka mampu bertransformasi dari semula hanya bicara soal kerupuk, keripik dan dodol.

“Industri medium UMKM senilai Rp15 miliar bisa segera dibangun, bertahap dalam setahun di 10 kabupaten dan kota sehingga potensi pemasok dikuasai UMKM. Ini menjadi fondasi ekonomi kedepan,” katanya.

Dia mengingatkan, lapangan kerja di Indonesia yang 97% pada UMKM, namun sebanyak 96% UMKM skala mikro berjualan warung kelontong, bakso, bubur dan soto. Selain itu, produk UMKM yang dijual secara daring dipenuhi produk luar negeri.

“Kita hanya  menyediakan lapak dan platform saja,” ujarnya.

Karena itu perlu percepatan melalui transformasi digital dan pengembangan industri menengah sehingga cepat mencapai pendapatan US$13.000 sampai US$30.000 dengan target sampai 2045. Kini, pendapatan perkapita Indonesia US$4.580, kategori kelompok menengah ke atas.

Kendati 96% UMKM skala mikro, akan tetapi sebanyak 22,8 juta atau 33,6% produk UMKM yang inovatif sudah bertransformasi mengarah pada pengembangan ekonomi digital.

Pencapaian UMKM itu, dia menegaskan, perlu didorong ke industri agar menjadi ekonomi baru pada gilirannya menarik minat investor. Dengan begitu, UMKM diharapkan menjadi kekuatan baru sehingga cepat mewujudkan pendapatan setara negara maju.

Dia mencontohkan,  Tiongkok sudah mengembangkan ekonomi digital pada 41% UMKM di negaranya sehingga berkontribusi besar pada produk domestik bruto.

Angka transformasi digital Tiongkok itu lebih besar ketimbang Amerika hanya 10%. Dalam konteks ini, Indonesia harus cepat mengarah ke ekonomi digital dengan pemain utamanya UMKM. Tujuannya agar Indonesia bisa mewujudkan sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

“Kita harus memperkuat transformasi digital di sektor industri sehingga menjadi ekonomi baru,” ucapnya.

 

Reportr: Bagus Suryo