Enam Petugas Pemilu di Kota Malang Meninggal Dunia

Ketua KPU Kota Malang Aminah Asminingtyas. Foto : Dok. Tugusatu.com
Ketua KPU Kota Malang Aminah Asminingtyas. Foto : Dok. Tugusatu.com

Komisi Pemilihan Umum Kota Malang, Jawa Timur, menyiapkan santunan untuk petugas Pemilu yang meninggal dunia dan sakit. KPU setempat mendata ada enam orang meninggal dunia dan delapan orang sakit.

Mereka petugas panitia pemungutan suara (PPS), sekretariat PPS dan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

Komisionar KPU Kota Malang Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM Muhamad Toyib mengatakan santunan untuk yang meninggal dunia Rp36 juta ditambah Rp10 juta bantuan pemakaman.

“(Sekarang) proses pengajuan,” tegas Muhamad Toyib, Kamis (22/2).

Sesuai data KPU Malang, seorang petugas meninggal dunia pada 13 Februari. Lima orang lainnya meninggal dunia pada 15-20 Februari. Sedangkan delapan petugas opname di sejumlah rumah sakit.

Saat ini pihaknya menunggu kelengkapan dokumen pendukung sebagai dasar pemberian santunan.

Adapun sebab kematian dan sakit perlu keterangan dokter atau orang yang berkompeten. Ketua KPU Kota Malang Aminah Asminingtyas mengungkapkan hal itu sembari meminta semua pihak bijak menyikapi sehingga jangan gegabah menyebut karena kelelahan.

“Petugas yang meninggal dunia ada yang sakit bawaan sejak sebelum menjadi petugas Pemilu. Jadi tidak bisa digeneralisasi karena kelelahan,” katanya.

Namun, Aminah mengakui beban kerja paling menguras energi terutama sehari sebelum Pemilu serentak 14 Februari sampai sehari setelahnya. Petugas mengirim logistik Pemilu dari PPK ke PPS, lalu menghitung suara Pemilu sekaligus mengirim logistik dari PPS ke PPK. Aktivitas itu kelar sampai subuh.

Aminah menyatakan KPU telah melakukan upaya antisipasi pada badan adhoc Pemilu dengan memberikan biaya operasional dan honor, termasuk skrining kesehatan. Petugas Dinas Kesehatan pun selalu memeriksa kesehatan petugas di kelurahan dan kecamatan.

Saat ini, proses Pemilu memasuki penghitungan suara di panitia pemilihan kecamatan. Progresnya sekitar 60% meski beberapa kali dihentikan akibat gangguan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Setelah terhenti sesaat, penghitungan suara dilanjutkan lagi karena harus tuntas sampai 2 Maret. Karena itu, petugas Pemilu diminta menjaga stamina dan kesehatan.