Tugusatu.com- SMP Negeri 24 Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bermakna. Sekolah ini sukses melaksanakan kegiatan Weekend Camp “Scout of Satya Taruna” pada Jumat–Sabtu, 12–13 September 2025.
Acara berlangsung selama dua hari satu malam diikuti siswa-siswi kelas 7. Adapun kegiatan dimulai pukul 10.30 WIB hari Jumat dan berakhir pukul 10.00 WIB keesokan harinya, dengan melibatkan 216 siswa peserta didik tingkat SMP.
Kepala SMPN 24 Malang, Drs. Teguh Edy Purwanta, kegiatan Weekend Camp merupakan bagian dari program pembinaan karakter siswa.
“Kami ingin anak-anak belajar bukan hanya dari buku, tetapi juga dari pengalaman. Di perkemahan, mereka diajak mandiri, bekerja sama, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai inilah yang kelak akan menjadi bekal mereka di masa depan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Kepala Kesiswaan, Anggi Pratama, menekankan pentingnya melatih jiwa kepemimpinan sejak dini.
“Setiap pos, renungan malam, hingga kegiatan api unggun, semuanya dirancang untuk menumbuhkan kepemimpinan. Siswa belajar mengatur diri sendiri sekaligus memimpin orang lain dalam situasi nyata,” jelasnya.
Para pembina Pramuka pun menambahkan, kegiatan ini merupakan media efektif untuk menyalurkan energi positif remaja. Dengan aktivitas di alam terbuka, siswa belajar mengelola emosi, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan sikap gotong royong.
Kegiatan perkemahan ini bertujuan utama membentuk kemandirian, kerja sama, gotong royong, dan jiwa kepemimpinan. Melalui aktivitas yang dikemas dalam tradisi Pramuka. Para siswa diajak belajar langsung nilai-nilai kebersamaan dan tanggung jawab yang tidak dapat diperoleh hanya dari pembelajaran di dalam kelas.
Rangkaian kegiatan dipandu langsung oleh tim pembina Pramuka SMPN 24 Malang, yakni Theodorus Agus Narsiyanto, Edy Sulistyo Basuki, dan Drs. F.U. Haryono.
Mereka dengan penuh dedikasi menyiapkan kegiatan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sarat dengan nilai pendidikan karakter. Setelah pembukaan resmi, para peserta mendapat materi penggalang sebagai dasar pengetahuan kepramukaan yang harus dimiliki setiap anggota. Materi ini melatih ketangkasan, kedisiplinan, dan kerapian yang menjadi identitas seorang Pramuka.
Malam harinya, siswa mengikuti renungan malam yang dikemas dalam suasana khidmat. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi peserta untuk merenungkan perjalanan hidup, menghargai peran orang tua, serta menumbuhkan rasa syukur dan tanggung jawab sebagai generasi muda.
Tak kalah menarik, api unggun dengan tradisi Arjuna–Srikandi menjadi puncak kebersamaan di malam pertama. Simbolisasi tokoh pewayangan tersebut memberi pesan tentang keberanian, keteguhan hati, serta kesetiaan pada kebenaran. Api unggun pun disemarakkan dengan pentas seni siswa, menampilkan kreativitas melalui musik, tari, hingga drama pendek yang semakin mempererat ikatan kebersamaan.
Kegiatan spiritual juga mendapat perhatian khusus. Peserta diajak melaksanakan salat tahajud berjamaah di dini hari, dilanjutkan salat Subuh bersama, yang menguatkan iman sekaligus melatih kedisiplinan waktu.
Pagi harinya, sebelum penutupan, peserta mengikuti senam pagi untuk menjaga kebugaran. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan jelajah alam yang dipandu melalui beberapa pos tertentu. Setiap pos berisi tantangan kerja sama, kecerdasan, dan ketangkasan yang harus diselesaikan bersama kelompok. Dari kegiatan ini, para siswa belajar pentingnya komunikasi, strategi, serta kepemimpinan di lapangan.
Selama kegiatan, antusiasme 216 siswa terlihat jelas. Meski harus bermalam di tenda dengan fasilitas sederhana, mereka mengikuti setiap agenda dengan semangat tinggi. Beberapa siswa mengaku awalnya merasa canggung, namun kemudian menemukan kebersamaan yang menyenangkan.
Peserta menyatakan renungan malam menjadi pengalaman paling berkesan, karena membuatnya lebih menghargai perjuangan orang tua. Sementara itu, peserta lain menilai kegiatan jelajah dan pos-pos tantangan melatih kerja sama tim sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri.
Kegiatan berakhir pada Sabtu pagi pukul 10.00 WIB dengan upacara penutupan yang sederhana namun penuh makna. Seluruh peserta pulang dengan membawa pengalaman berharga yang tidak terlupakan.
Weekend Camp “Scout of Satya Taruna” ini tidak hanya sekadar perkemahan rutin, melainkan juga sarana pembentukan karakter generasi muda. Melalui pengalaman hidup di alam terbuka, siswa belajar arti penting kemandirian, gotong royong, kerja sama, dan kepemimpinan.
Dengan keberhasilan kegiatan ini, SMPN 24 Malang berharap para siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Weekend Camp ini pun diharapkan menjadi tradisi tahunan yang terus membawa manfaat besar bagi pembentukan generasi yang tangguh, berakhlak, dan berdaya saing tinggi.
Sumber : SMPN 24 Malang