Tugusatu.com, MALANG– Sekolah Luar Biasa YPAC Malang, Jawa Timur, memberikan penghargaan kepada Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto karena kedua tokoh ini memiliki kepedulian terhadap penyandang disabilitas.
“Pak Wahyu Hidayat dianugerahi sebagai Wali Kota Peduli Disabilitas. Sedangkan Kombes Pol Budi Hermanto menerima penghargaan sebagai Kepolisian Peduli Disabilitas,” tegas Kepala SLB YPAC Malang Antonius Mayendra, Jumat (26/7).
Sejauh ini, Wahyu dan Budi dikenal begitu peduli kepada para difabel. Keduanya menjadi tokoh yang konsisten dan memiliki komitmen kuat dalam memenuhi hak-hak disabilitas. Sosok Budi dan Wahyu pun dikenal humanis karena senantiasa membangun kesetaraan di masyarakat.
Saat ini, masyarakat merasakan langsung imbas dari kebijakan sehingga menjadikan ruang publik dan pelayanan kepada masyarakat di Polresta Malang Kota dan Pemkot Malang semakin ramah bagi difabel.
Bahkan, sumber daya manusia penyandang difabel dibina, dilatih dan pendampingan secara keberlanjutan. Untuk selanjutnya, mereka direkrut menjadi pegawai atau karyawan di Polresta Malang Kota, Pemkot Malang dan perusahaan.
Di Polresta Malang Kota telah mengembangkan disability awareness atau kesadaran disabilitas. Alhasil, polisi memiliki pengetahuan ragam disabilitas, hak-hak penyandang disabilitas, cara pandang terhadap disabilitas, serta etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Usai menerima penghargaan, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyampaikan terima kasih.
“Penghargaan ini merupakan satu evaluasi untuk saya agar lebih memperjuangan dan memperhatikan para disabilitas. Ini menjadi pengingat saya. Matur nuwun,” kata Wahyu.
Sementara itu, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto menyatakan sejumlah difabel bekerja di Polresta Malang Kota. Mereka berkompeten dan membantu tugas-tugas layanan di kepolisian. Baru-baru ini, Polresta Malang Kota membantu atlet penyandang disabilitas dan menggelar turnamen sepak bola amputasi. Para atlet difabel pun dibina untuk berprestasi dan difasilitasi sampai Kemenpora.
“Mereka (para difabel) bekerja ada di Bidang Kehumasan sebagai konten kreator dan medsos. Ada juga di layanan SKCK dan Bagian Perencanaan. Keberadaan difabel memudahkan tugas polisi,” ujar Budi.
Testimoni
Rara Lingga Mardiani Pragisiwi, warga Raya Candi 2 Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang, menyatakan diterima bekerja di Polresta Malang Kota sejak tahun 2022. Rara merupakan penyandang disabilitas fisik. Ia Sarjana Psikologi Universitas Brawijaya. Kini, Rara bekerja sebagai konten writer.
Fakta ini membuktikan para difabel nyatanya berkompeten, berdaya dan mandiri. Tentu, kiprah Polresta Malang Kota patut menjadi teladan dalam membina dan memberdayakan para difabel.
Rara tak sendiri, melainkan bersama penyandang disabilitas lainnya yang turut bekerja di Polresta Malang Kota. Mereka adalah Fany Akbar sebagai desain grafis di bagian humas, Fatrullah Budi Harianto di pelayanan terpadu SKCK, dan Ni Putu Ayu Nouvalyta Endrajaya sebagai staf bagian perencanaan. Para difabel itu bekerja sejak 2022. Sedangkan Aulia Febianca sebagai ahli bahasa isyarat.
Menurut Rara, polisi itu friendly, humanis dan melayani masyarakat.
“Saya terkesan dengan kepedulian Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto. Kami berharap, Polres lainnya ikut mencontoh hal baik ini,” tutur Rara.
Ketua Yayasan Bersama Anak Bangsa Malang Yuning Kartikasari akrab disapa Yuyun turut mengapresiasi kiprah Polresta Malang Kota.
“Alhamdulillah, Pak Kapolresta Malang Kota itu Bapaknya para penyandang disabilitas. Beliau memperhatikan anak-anak istimewa ini untuk berdaya,” kata Yuyun sembari mengungkapkan membina 134 difabel di Kota Malang.
Penulis/Editor: Bagus Suryo