CoE UMM Dinilai Layak Jadi Percontohan yang Strategis

Wakil Menteri (Wamen) Ketenagakerjaan,  Afriansyah Noor (tiga dari kiri) didampingi BPH UMM, Prof Fauzan, saat mengunjungi gedung Vokasi UMM, Kamis (27/6/2024). Ist
Wakil Menteri (Wamen) Ketenagakerjaan,  Afriansyah Noor (tiga dari kiri) didampingi BPH UMM, Prof Fauzan, saat mengunjungi gedung Vokasi UMM, Kamis (27/6/2024). Ist

Tugusatu.com, MALANG—Program Center of Excellence (CoE) milik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  dinilai layak dapat menjadi percontohan strategis dalam menyiapkan lulusan untuk bersaing di dunia kerja.

Wakil Menteri (Wamen) Ketenagakerjaan,  Afriansyah Noor, mengatakan CoE yang sudah dijalankan sejak 2017 tu sangat relevan dalam menyiapkan lulusan untuk langsung terjun di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

“Saya terkesan dengan program CoE dan juga Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M). Saya rasa ini menjadi aset yang baik, tidak hanya untuk UMM tapi juga untuk anak-anak muda dan lulusan yang akan bersaing di dunia kerja nanti. Terlebih ini juga bisa menjadi persiapan untuk menyambut Indonesia Emas 2045 sekaligus jadi modal besar untuk melakukan kolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan,” ungkap Afriansyah di sela-sela kunjungan dan sharing session bersama di Ruang Sidang Senat (RSS) UMM, Kamis (27/6/2024).

Dia menilai,  tidak heran jika UMM mampu menciptakan gagasan-gagasan berkemajuan dalam sektor pendidikan. Terlebih Persyarikatan Muhammadiyah juga terkenal dan berperan aktif dalam melahirkan para cendekiawan. Terbukti, dari seringnya kader-kader Muhammadiyah yang mendapat kepercayaan pemerintah menjadi menteri, mulai dari menteri pendidikan, menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan, dan lain sebagainya.

“Ekosistem pendidikan di UMM ini menurut saya sangat optimal,” ucapnya.

Mahasiswa dapat belajar di kampus, diberikan fasilitas dan program yang baik, lalu mahasiswa punya skill yang baik dan siap bekerja. Bahkan bisa bisa menjadi tenaga ahli di luar negeri.

Apalagi Indonesia  memang kekurangan tenaga ahli yang bisa ditawarkan ke luar negeri. Selama ini kebanyakan hanya pada bidang asisten rumah tangga.

Dia  berharap, UMM bisa menjadi motor penggerak sekaligus percontohan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. “Kalau menteri pendidikan dan kebudayaan ke depan berasal dari Muhammadiyah, terutama orang yang menggagas CoE, saya optimis Indonesia ini bisa semakin maju. Sudah saatnya pakar-pakar pendidikan ini yang memegang kebijakan,” katanya.

Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof. Fauzan, menjelaskan  pada dasarnya UMM memiliki dua misi penting untuk menjawab tantangan serta kebutuhan bangsa, yakni dengan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul serta menerjunkan para pakar-pakar yang ahli di bidangnya ke masyarakat secara langsung.

Menurutnya, dua misi tersebut harus dipenuhi oleh instansi pendidikan, mengingat hanya lewat pendidikanlah kemajuan bangsa bisa terwujud.

“UMM hadirkan CoE berbasis program studi yang itu memang bertujuan menyiapkan mahasiswa untuk dunia kerja. Tapi perlu di ingat, para ahli yakni profesor juga harus terjun ke masyarakat dan memberikan solusi. Makanya UMM punya gebrakan program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M). Para profesor didorong untuk membuat terobosan untuk mengabdi langsung ke masyarakat. Ini juga sekaligus mematahkan stigma kalau profesor itu ekslusif,” kata Fauzan yang juga dikenal sebagai penggagas CoE UMM itu.

Terkait hilirisasi Pendidikan, dia menilai, berarti mengoptimalkan seluruh produk pendidikan untuk dimanfaatkan secara optimal, yaitu bisa berupa hasil penelitian, gagasan, program, ide, dan lain sebagainya.

“Saya bahkan punya istilah baru yang bisa digunakan, yakni PT. Hilirisasi UMM. Jadi semua produk dari UMM kami buatkan ekosistem yang baik dan terstruktur. Ini tidak lain tidak bukan sebagai upaya kebermanfaatan untuk bangsa,” jelasnya.

Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, menjelaskana kedatangan Wamenaker ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi baru. Utamanya dalam meningkatkan orientasi prodi UMM untuk menyongsong pasar tenaga kerja domestik dan internasional.

“Mudah-mudahan bisa jadi kolaborasi yang bagus antara UMM dan Kemenaker RI,” tegasnya.

 

Sumber: UMM

Editor/Reporter: Bagus Suryo