Pembelajaran Anak, Relawan Sanggar Dongeng Kepompong Berlatih Mendongeng

Suasana belajar mendongeng relawan Sanggar Dongeng Kepompong di Pendapa Kecamatan Turen, Kab. Malang, Minggu (23/6/2024). Ist.
Suasana belajar mendongeng relawan Sanggar Dongeng Kepompong di Pendapa Kecamatan Turen, Kab. Malang, Minggu (23/6/2024). Ist.

Tugusatu.com, MALANG—Sebanyak 20 relawan Sanggar Dongeng Kepompong belajar mendongeng sebagai media ajar bagi anak-anak.

Pimpinan Sanggar Dongeng Kepompong, Yudi Agus Priyanto, mengatakan mereka berlatih membuat cerita yang memiliki pesan dan nilai moral. Pelatihan dikemas dalam temu relawan Sanggar Dongeng Kepompong.

“Menyampaikan pesan lewat dongeng lebih mudah dipahami dan melekat di benak anak-anak,” katanya di Pendapa Kecamatan Turen, Kab. Malang, Minggu (23/6/2024).

Dongeng, katanya, dulu sering disampaikan orang tua sebelum tidur. Beragam cerita disampaikan untuk mendidik karakter anak.

Namun, seiring kemajuan teknologi dan beragam tontonan dongeng jarang dihadirkan di rumah maupun di sekolah.

Padahal, leluhur mewariskan budaya tutur lewat beragam kesenian tradisional mulai wayang, ketoprak, ludruk, wayang topeng dan kesenian tradisional lainnya.

Kini, ujarnya, nak-anak asyik dengan gawai bermain beragam gim di layar gawai. Lewat dongeng, Sanggar Dongeng Kepompong berharap kembali membumikan dongeng.

Beragam cerita bisa disampaikan, termasuk cerita kreasi sendiri. Kreativitas memainkan peran, teknik olah suara dan ekspresi menentukan penampilan setiap pendongeng di depan anak-anak.

Tahap awal, dia menegaskan, para peserta belajar menggunakan teknik olah suara dan karakter. Dilanjutkan mengemas sebuah cerita tentang ayam jago mengajak burung hantu bermain secara spontan. Masing-masing praktik menyampaikan ide kreatif cerita di hadapan sesama peserta.

Berikutnya, peserta belajar membuat boneka berbahan kaos kaki. Masing-masing membuat karakter boneka sesuai dengan imajinasi masing-masing. Dalam tempo singkat, mereka bisa membuat sebuah media ajar dengan boneka kaos kaki.

“Dulu saya sering mendengar cerita kancil mencuri timun. Tapi saya tidak pernah menyampaikan sifat buruk, seperti mencuri timun,” kata salah seorang peserta yang juga pendidik di Taman Kanak-kanak.

Peserta lainnya, Puji Rahayu mengaku menikmati keseruan belajar mendongeng. Dia hadir bersama putrinya, mereka tampak tekun membuat boneka kaos kaki. Keseruan semakin menyeruak, saat peserta praktik mendongeng.

“Senangnya bertemu teman baru dengan beragam latar belakang dan saring sharing pengalaman masing-masing,” ujarnya.

Sanggar Dongeng Kepompong berdiri sejak 2019. Selama ini telah mendongeng di berbagai lembaga pendidikan dasar, serta mendongeng untuk anak-anak korban erupsi Gunung Semeru, sebagai bagian trauma healing. Para relawan juga akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan melalui dongeng.

Sumber: Sanggar Dongeng Kepompong

Editor/Reporter: N-1/Bagus Suryo