Tugusatu.com- Pakar transportasi Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan solusi kemacetan di Kota Malang kuncinya berada di kawasan Kayutangan.
“Kayutangan itu urat nadi atau arteri sebagai jantung kota,” tegas Dosen Fakultas Teknik UB Hendi Bowo Putro, Senin (30/9).
Hendi yang juga anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang mengungkapkan volume kendaraan di kawasan Kayutangan Heritage sudah di luar prediksi. Bahkan peningkatan mencapai tiga kali lipat sejalan dengan kemajuan sektor pariwisata.
Karena itu, arus lalu lintas di Jalan Basuki Rahmat atau Kayutangan harus dijaga tetap lancar.
“Pengguna jalan jangan ngeyel mencari parkir di pinggir Jalan Basuki Rahmat ketika hendak berkunjung ke Kayutangan. Proses menunggu parkir itu menimbulkan kendaraan melambat sehingga berdampak macet,” katanya.
Bila di ruas jalan itu macet, imbasnya bisa ke mana-mana. Bisa jadi seluruh ruas jalan di Kota Malang bakal terdampak kemacetan.
Persoalan kemacetan lalin, lanjutnya, bukan saja terjadi di Kota Malang, melainkan juga dialami sejumlah daerah yang pariwisatanya maju seperti Yogyakarta dan Bandung.
Handi menjelaskan Kota Malang kini menjadi destinasi pariwisata nasional yang secara otomatis meningkatkan kepadatan kendaraan di semua ruas jalan. Tak pelak, kemacetan kerap terjadi terutama pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Adapun kasus kemacetan lalin di Kota Malang sesuai kajian kerap berada di persimpangan dengan tipe jalan yang pendek. Itu pun lebar jalan relatif tetap, sedangkan volume kendaraan meningkat.
Solusi mengurai kemacetan dengan menata angkutan kota, mengurai simpul-simpul kemacetan melalui rekayasa lalin, dan pelebaran jalan. Selain itu, menata parkir kendaraan di pinggir jalan. Termasuk menyiapkan areal parkir, salah satu alternatif di taman rekreasi Kota Malang.
Reporter/Editor: Bagus Suryo
ISSN 3063-2145