UMKM Naik Kelas di Kota Malang Kian Signifikan

Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Jawa Timur, memastikan UMKM skala mikro yang naik kelas menjadi usaha kecil kian signifikan. Hal itu sejalan dengan capaian pertumbuhan perekonomian di Kota Malang dalam beberapa tahun ini.

“Sekarang sudah kita proyeksikan, langkah strategis dengan mengidentifikasi, validasi data, dan kurasi,” tegas Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM, Senin (14/10).

Selanjutnya, Diskopindag Kota Malang mengintervensi melalui berbagai kegiatan untuk mendorong percepatan UMKM naik kelas. Dalam waktu dekat ini, bimbingan teknis (Bimtek) pengendalian dan jaminan mutu pangan bagi usaha mikro.

Pelaku UMKM berdaya di Kayutangan Heritage
Pelaku UMKM berdaya di Kayutangan Heritage

Bimtek rencananya pada 17 Oktober 2024. Pelaku usaha mikro akan mendapatkan pengetahuan mengenai standar mutu pangan, pengendalian proses produksi, sampai memastikan produk makanan aman dan berkualitas bagi konsumen.

Setelah itu, Diskopindag melakukan validasi dan kurasi dari sisi keuangan UMKM. Pasalnya, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021, UMKM terbagi dalam usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Modal usaha mikro tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha maksimal Rp1 miliar dengan hasil penjualan tahunan hingga Rp2 miliar.

Modal usaha kecil sesuai ketentuan di atas Rp1 miliar-Rp5 miliar dan penjualan tahunan lebih dari Rp2 miliar-Rp15 miliar. Adapun usaha menengah memiliki modal usaha Rp5 miliar-Rp10 miliar dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp15 miliar sampai Rp50 miliar.

“Untuk meningkatkan modal dan penjualan, solusinya kita datangkan buyer dari luar negeri melalui business matching,” ujarnya.

Saat ini, pertumbuhan UMKM signifikan sejalan dengan kemajuan sektor pariwisata. Data BPS menyebutkan, terdapat 29.058 UMKM pada 2023 atau tumbuh ketimbang 2022 sebanyak 7.920 UMKM dan 6.983 UMKM pada 2021.

Dari UMKM sebanyak itu, usaha kuliner tahun 2023 sebanyak 16.417 usaha ketimbang 2022 hanya 7.203 usaha dan 6.378 usaha pada 2021. Selain usaha kuliner, usaha fesyen juga tumbuh. Tercatat ada 1.315 usaha fesyen pada 2023 ketimbang tahun 2022 hanya 454 usaha dan 409 usaha.

Begitu juga UMKM teknologi meningkat menjadi 60 usaha dari sebelumnya 55 usaha pada 2022 dan 4 usaha selama 2021. Hal itu berdampak menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi angka pengangguran dan menggerus kemiskinan.

Saat ini, Kota Malang menjadi daerah yang ramah investasi. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengungkapkan kinerja investasi terus meningkat.

Capaian pada semester pertama 2024 sudah melebihi target karena terealisasi sebesar Rp1,9 triliun dari target setahun Rp1,4 triliun. Kinerja pembangunan dan pertumbuhan investasi membuat angka kemiskinan di Kota Malang turun jadi 3,91% pada Agustus 2024 dari semula 4,26%.

Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin menyatakan angka kemiskinan ini yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

Reporter: Bagus Suryo
Editor: D. Wahjoe Harjanto