Tugusatu.com- Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Jawa Timur, menargetkan 100 UMKM skala mikro naik kelas menjadi usaha kecil dalam waktu dekat ini.
“Target jangka pendek 100 usaha mikro naik kelas, jangka panjang 400 pelaku usaha mikro,” tegas Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM, Senin (7/10).
Eko mengungkapkan komitmen itu menindaklanjuti perintah Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan saat audiensi dinas baru-baru ini. Tentu, kerja bareng bersama organisasi perangkat daerah menjadi keutamaan.
Saat ini, Diskopindag melakukan langkah strategis dengan menyiapkan kapasitas pelaku usaha mikro berupa fasilitasi pelatihan, keterampilan, kemudahan perizinan dan meningkatkan produksi. Termasuk membantu digital branding dan digital marketing.
Bahkan, pelaku usaha mikro dibekali pelatihan lanjutan sesuai bidang usaha, pembuatan desain dan cetak kemasan produk.
Selain itu, Diskopindag membantu UMKM mendapatkan sertifikasi halal, juga menggulirkan bantuan stimulan permodalan berupa peralatan khususnya pelaku usaha makanan dan minuman.
Tujuannya agar usaha mereka berkembang yang berimbas produk UMKM semakin laris. Soal promosi, Diskopindag sudah meresmikan griya UMKM salah satunya di Kelurahan Klojen.
Selanjutnya dalam waktu dekat ini, Diskopindag menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pengendalian dan jaminan mutu pangan bagi usaha mikro. Bimtek rencananya pada 17 Oktober 2024. Nantinya, pelaku usaha mikro akan mendapatkan pengetahuan mengenai standar mutu pangan, pengendalian proses produksi, sampai memastikan produk makanan aman dan berkualitas bagi konsumen.
“Kita menyiapkan UMKM, kesiapan itu dari sisi produksi, koneksi, pasar dan perizinan yang secara otomatis menaikkan omset. Sebab, keterbatasan pelaku usaha mikro pada produksi terutama saat banyak pesanan, tapi produksi tidak maksimal,” ujarnya.
Karena itu, Pemkot Malang memberikan fasilitasi sebagai ikhtiar guna menyiapkan pelaku usaha mikro segera naik kelas dan berdaya saing.
“Kita sudah identifikasi agar yang mikro naik kelas terutama usaha kuliner, konveksi dan kriya,” tuturnya.
Andil UMKM
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021, UMKM terbagi dalam usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Modal usaha mikro tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha maksimal Rp1 miliar dengan hasil penjualan tahunan hingga Rp2 miliar.
Adapun usaha kecil bermodal di atas Rp1 miliar-Rp5 miliar dan penjualan tahunan lebih dari Rp2 miliar-Rp15 miliar.
Sedangkan usaha menengah memiliki modal usaha Rp5 miliar-Rp10 miliar dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp15 miliar sampai Rp50 miliar.
Selama ini, Diskopindag getol mendata pelaku usaha merambah 57 kelurahan melibatkan Sahabat UMKM. Data sementara, pertumbuhan usaha kuliner di Kota Malang sebesar 15% dari total 21.270 UMKM yang terkurasi.
Kemajuan UMKM berkontribusi menumbuhkan perekonomian Kota Malang pada 2023 sebesar 6,02%, adapun pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 6,32%. UMKM turut andil dalam menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2023 di Kota Malang dari 7,66% menjadi 6,80%. Begitu juga angka kemiskinan menurun jadi 3,91% pada Agustus 2024 dari semula 4,26%.
Kini, kinerja percepatan membuat usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil pun kian moncer. Hal itu dibuktikan Pemkot Malang dengan meraih transaksi digital terbesar pengadaan barang dan jasa melalui Jatim Bejo.
Penghargaan E-Purchasing Award Jatim 2024 diraih karena Pemkot Malang membukukan transaksi terbesar mencapai Rp50,998 miliar ketimbang kabupaten/kota lainnya. Transaksi sebesar itu masih ditambah dengan transaksi digital pengadaan barang dan jasa melalui e-katalog lokal di Kota Malang periode Januari-Agustus 2024 menampilkan 55 etalase dengan 29.974 produk tayang.
Tercatat sebanyak 3.206 transaksi dengan nilai Rp228,094 miliar. Keberadaan Jatim Bejo dan katalog lokal memberikan manfaat signifikan bagi UMKM.
Di sisi lain, optimalisasi Malang Creative Center (MCC) sebagai inkubator 17 subsektor ekraf yang menghadirkan beragam event menjadi instrumen pemasaran bagi UMKM terutama pelaku usaha mikro. Efek berganda MCC membuat UMKM semakin berdaya, alhasil yang skala mikro cepat naik kelas menjadi usaha kecil.
Dalam hal ini, Pemkot Malang menargetkan tahun 2025 tercapai 180 UMKM mikro naik kelas menjadi usaha kecil melalui pemanfaatan MCC. Apalagi, Kota Malang kini masuk empat besar jaringan kota kreatif dunia atau UNESCO Creative City Network (UCCN). Harapannya, produk UMKM merambah pasar ekspor sehingga go internasional.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Malang, Arif Tri Sastyawan menambahkan usaha baru paling favorit di Kota Malang ialah kuliner, yaitu makanan dan minuman sejalan dengan kemajuan pariwisata. Sampai dengan semester pertama 2024 ini, lanjutnya, Pemkot Malang sudah membukukan investasi Rp1,9 triliun dari target Rp1,4 triliun. Adapun capaian investasi tahun 2023 sebesar Rp2,080 triliun.
Reporter/Editor: Bagus Suryo
Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Malang