Tugusatu.com, MALANG– Kota Malang, Jawa Timur, mengalami deflasi pada Juli 2024 sebesar -0,01% (month to month/mtm). Selama periode Mei-Juli deflasi secara beruntun.
Sesuai data BPS Kota Malang, deflasi dalam tiga bulan ini masing-masing -0,08%, -0,36 dan -0,01%. Sedangkan inflasi tahunan 1,83% (year on year/yoy) dan 0,56% (year to date/ytd).
Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersyukur dengan capaian inflasi bulanan ini karena masih dalam rentang penetapan nasional di angka 2,5% plus minus 1.
Kendati demikian, Wahyu tetap menekankan semua pihak waspada mengingat gejolak harga bisa saja terjadi sewaktu-waktu yang memengaruhi laju inflasi.
“Tentu kita harus tetap waspada, sebab dalam Rakornas TPID hari Senin lalu disebutkan beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras dan cabai rawit mengalami kenaikan harga,” tegas Wahyu Hidayat, Jumat (2/8).
Saat ini, lanjutnya, harga cabai rawit patut menjadi perhatian. Karena itu, Pemkot Malang berupaya mengantisipasi komoditas itu.
“Langkah yang sudah diambil di antaranya melakukan penandatanganan kerja sama antardaerah (KAD) dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang,” katanya.
Selain itu, rencana strategis lain yang dilakukan adalah melakukan pemantauan harga-harga komoditas di pasar-pasar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Malang (TPID).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mengungkapkan sesuai data BPS deflasi periode Juli 2024 terutama didorong oleh penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,13% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, deflasi terutama didorong oleh penurunan harga pada komoditas bawang merah, cabai merah, tomat, papaya dan telur ayam ras masing-masing dengan andil -0,09%, -0,06%, -0,05%, -0,02%, dan -0,02% (mtm).
Reporter/Editor: Bagus Suryo
Sumber: Pemkot Malang, BPS, BI Malang