Perjalanan Panjang Kenalkan Kopi Dampit ke Eropa

Kopi Dampit produksi Aprilisfiya Handayani. Ist
Kopi Dampit produksi Aprilisfiya Handayani. Ist

Tugusatu.com, MALANG—Mengenalkan sebuah produk ke pasar Eropa tentu tidak mudah. Butuh usaha keras dan tak mengenal sehingga jalan tersebut berhasil diraih.

Salah satu pengusaha yang berhasil melaluinya, yakni Aprilisfiya Handayani, wisudawan prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menghasilkan produk kopi dan berhasil dilirik pencinta kopi dari kota Helsinki, Finlandia dan juga Talin, Estonia.

April, sapaannya menceritakan, dirinya bisa menembus pasar Eropa berumula  dengan mengikuti International Business Matching (IBM).

Dia mengajukan data bisnis pada 2023 dan sukses dinyatakan lolos bersama sepuluh peserta lainnya.

“Saya pergi ke dua tempat itu pada April lalu. Tiap-tiap peserta memiliki inovasi dan produk menarik dan berkualitas, termasuk kopi. Kebetulan kopi yang saya bawakan berasal dari Dampit, tempat kelahiran saya juga. Keunikan dari kopi ini bisa dilihat dari cara perawatan yang akhirnya menghasilkan aroma khas seperti karamel. Begitupun dengan sejarah panjang yang ia miliki,” katanya, Selasa (5/6/2024).

Dia menjelaskan, proses pembuatan kopi Dampit yang ia tawarkan di ajang itu, yakni dimulai dengan proses pencucian atau washed process.

Kopi yang sudah dipetik kemudian harus melalui proses fermentasi selama kurang lebih tiga hari, kemudian digiling basah. Setelah melewati langkah pertama, kopi Dampit perlu melalui proses semi-washed yakni dicuci kembali dan dikeringkan. Kemudian yang terakhir yakni full washed di mana kopi kembali dicuci dan dikeringkan.

Dari ajang IBM itu, April mengaku mendapatkan banyak kesempatan untuk menjalin mitra bisnis di Finlandia dan Estonia. Hal ini dapat meningkatkan potensi ekspor dan impor Indonesia ke internasional.

Menurutnya, Finlandia dan Estonia menjadi target pasar yang bagus untuk usaha kopinya karena kegiatan jual beli antar negara masih terbuka lebar. Bahkan bisa mendapatkan keuntungan dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.

“Dari sebelas orang yang lolos, akhirnya kami membuat sebuah organisasi Liga Kopi Indonesia (LKI) yang dinaungi langsung oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KBRI). Hingga akhirnya kami dikirim ke Helsinki dan Talin mewakili indonesia dalam Festival Budaya yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya,” katanya.

Kini kopinya sudah dipatenkan dengan nama ‘Kopi Prameswari’ dan telah mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) . Ke depan, ia sangat ingin mengekspor kopi miliknya dalma jumlah ebsar ke Helsinki dan Talin.

Selain karena mendapatkan income yang bagus, ia juga sangat menyukai hal-hal baru yang bisa membuatnya lebih bersemangat. Saat ini, April tengah melakukan persiapan studi magister sembari menjalankan usaha kopinya.

 

Reporter: Bagus Suryo