Clinical Director PSLC: Jangan Beri Stigma Pengidap Autis

Kegiatan Malang Autism Summit (MAS) 2024 di Malang, Kamis (3/10/2024). Tugusatu/N-1
Kegiatan Malang Autism Summit (MAS) 2024 di Malang, Kamis (3/10/2024). Tugusatu/N-1

Tugusatu.com, MALANG— Clinical Director of Penawar Special Learning Centre (PSLC) Malaysia, Ruwinah Abdul Karim, meminta agar masyarakat jangan memberi stigma pada pengidap autis, melainkan perlu mendukung agar mereka dapat berkembang.

“80% pengidap autis bisa menjalani kehidupan dengan baik,” katanya pada Malang Autism Summit (MAS) 2024 di Malang, Kamis (3/10/2024).

Yang juga harus dipahami, dia menegaskan, pengidap autis sebenarnya sangat cerdas, namun kebanyakan kesulitan berbicara dan berkomunikasi.

Yang juga perlu dilakukan, kata dia, dukungan dari pemerintah. Pemerintah perlu memfasilitasi anak pengidap autis di bidang pendidikan, sekolah, tenaga pengajar yang cukup kompeten, dan lainnya.

Dia juga menegaskan, anak pengidap autis diproyeksikan terus bertambah setiap tahunnya karena adanya perubahan gaya hidup sehingga pemerintah perlu merespon dengan kebijakan-kebijakan yang peduli pada anak tersebut.

Pemicu adanya anak autis yakni faktor genetika, oranmg tua berusaia lanjut saat mengandung orang tua mengalami komplikasi, orang tua stress, penggunaan gadget, dan pencemaran udara.

“Dengan pemicu seperti itu, maka diproyeksikan anak pengidap autis akan terus bertambah setiap tahunnya,” katanya.

Di Malaysia, kata dia, anak pengidap autis mencapai 9.000 anak/tahun dan pemerintah di sana sudah merespon dengan baik lewat kebijakan-kebijaka yang pro pada mereka.

Sedangkan di Indonesia, jumlah anak pengidap autis yang tercatat mencapai 2,4 juta.

Malang Autism Summit 2024, Ruwinah menegaskan, bagian dari upaya mengatasi masalah anak pengidap autis di Indonesia. Kegiatan yang berlansung 3-5 Oktober itu diikuti 3.000 yang terdiri atas orang tua, guru, aktivis, dokter. Psikolog, dari Yogyakarta, Malang, Jakarta, dan lainnya lewat Youtube dan offline.

Lewat kegiatan tersebut, dia menegaskan, peserta diberikan pengajaran bagaimana anak-anak berketubuhan khusus, terutama pengidap autis.

Nantinya, data pesertra MAS 2024 diserahkan ke pemerintah sehingga tindak lanjutnya terserah kebijakan pemerintah.

“Jadi nantinya pemerintah yang akan memantau, apakah mereka perlu ditingkatkan lagi kapasitasnya dan lainnya, hal itu kewenangan pemerintah,” ucapnya.

 

Editor/Reporter: N-1