Tugusatu.com- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Jawa Timur, mengejar pelaku pembunuh pohon heritage yang tumbuh sejak zaman kolonial. Saat ini, tim gabungan bergerak untuk menangkap pelaku.
“Tim mobiling masih mencari informasi dan menyelidiki terkait kejadian ini,” tegas Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) DLH Kota Malang, Laode KB Al Fitra, Kamis (15/8).
Saat ini, tim pemantau ruang terbuka hijau DLH terus mendata kondisi pohon di lima kecamatan. Adapun pohon heritage di Kota Malang di antaranya kenari, mahoni, trembesi, kemiri selain teratai.
Tim bergerak untuk melakukan pendataan setelah adanya temuan pohon yang sengaja akan dimatikan dengan cara dibor pada batang bawah pohon.
Hasil pemantauan tim mobiling pernah menemukan pohon samanea saman di Jalan Hamid Rusdi berniat dimatikan oleh seseorang pada Mei lalu. Pelaku sengaja membunuh pohon berdiameter 70 sentimeter itu.
“Petugas menemukan 11 lubang bor selebar 12 milimeter dengan kedalaman 12 sentimeter. Bahkan, di lubang itu diberi cairan berbahaya yang membuat pohon cepat mati,” katanya.
Kini kondisi pohon mengering dan daunnya rontok. Petugas DLH berusaha menyelamatkan pohon itu agar tetap hidup dan lestari.
Pohon yang sengaja dimatikan bukan saja dengan cara di bor, melainkan petugas juga menemukan adanya pohon yang batangnya dibakar. Petugas menemukan dua pohon kenari dibakar oleh orang tidak bertanggung jawab di sekitar RSSA Malang.
Beberapa waktu lalu, Pemkot Malang menetapkan 147 pohon heritage berusia tua di antaranya trembesi, beringin, kenari, dan teratai. Pohon itu dijaga agar tidak punah. Sedangkan DLH Kota Malang mencatat ada sekitar 3.000 pohon tumbuh di pinggir jalan tersebar di lima kecamatan. Dari pohon-pohon itu ada yang tumbuh sejak zaman kolonial.
“DLH mempertahankan pohon sebagai wujud pelestarian lingkungan. Tim penghijauan juga terus menanam dan merawat taman kota sekaligus memperluas ruang terbuka hijau,” pungkasnya.
Reporter/Editor: Bagus Suryo