Tim Keamanan Siber UB Disahkan BSSN

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN, Agus Prasetya (kanan), kepada WR IV Bidang Kerjasama dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, dalam  Peresmian (CSIRT) Universitas Brawijaya dan Workshop Peningkatan Kapabilitas Keamanan Siber pada Perguruan Tinggi, di Malang, Senin (10/6/2024). Ist.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN, Agus Prasetya (kanan), kepada WR IV Bidang Kerjasama dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, dalam  Peresmian (CSIRT) Universitas Brawijaya dan Workshop Peningkatan Kapabilitas Keamanan Siber pada Perguruan Tinggi, di Malang, Senin (10/6/2024). Ist.

Tugusatu.com, MALANG—Indeks maturitas sistem informasi Universitas Brawijaya (UB) mendapat penilaian baik oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Demikian disampaikan oleh Ketua Computer Security Insident Response Team (CSIRT) UB, Kasyful Amron, mengatakan UB meraih memiliki indeks 3.95 dalam bidang keamanan siber. Hal ini berdasarkan assesmen kemanan informasi oleh BSSN yang mencakup tata kelola, identifikasi, proteksi, deteksi, dan respon.

“Penilaian tersebut mengukur tingkat kematangan seluruh sistem pengelolaan berbasis elektronik berdasarkan berdasarkan kriteria SNI ISO/IEC 27001,” katanya dalam  Peresmian (CSIRT) Universitas Brawijaya dan Workshop Peningkatan Kapabilitas Keamanan Siber pada Perguruan Tinggi, di Malang Senin (10/6/2024).

Hasil yang sangat baik itu, dia menilai, merupakan buah kerja keras banyak pihak yang terkait. Ini merupakan awal yang sangat baik bagi Direktorat TI, Tim CSIRT, dan tentu saja bagi UB dalam usahanya untuk mewujudkan transformasi digital.

Dia menambahkan, CSIRT sangat berterimakasih kepada rektor dan wakil rektor IV bidang perencanaan, kerja sama dan internasionalisasi yang sangat memperhatikan penerapan sistem pengelolaan berbasis elektronik di UB.

Setelah peresmian oleh BSSN, tim CSIRT UB tidak hanya bertugas menanggulangi insiden keamanan siber, tetapi juga melakukan berbagai upaya pencegahan dan peningkatan kesadaran seluruh pihak, sehingga di masa-masa mendatang insiden keamanan siber di lingkungan UB semakin berkurang.

“Setiap insiden yang terjadi harus dicatat, diteliti, dan dilaporkan secara resmi ke BSSN, dan juga ke publik jika diperlukan,” ujarnya.

Untuk menjaga keamanan sistem, CSIRT dan DTI didukung oleh Unit Audit Internal melakukan audit terhadap seluruh sistem elektronik yang dimiliki UB secara periodik.

Selain itu, audit juga dilakukan minimal setiap 2 tahun sekali oleh pihak luar, dalam hal ini BSSN. Hasil pemeriksaan BSSN ini yang nantinya akan menjadi indeks maturitas kemanan sistem informasi yang kita miliki,.

“Tim CSIRT yang dimiliki UB telah diakui oleh BSSN,” ucapnya.

WR IV Bidang Kerjasama dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, menegaskan perguruan tinggi harus mengambil peran dalam melindungi Indonesia terhadap kejahatan siber.

“Di tengah euforia pemanfaatan teknologi informasi dan AI. Kita harus melindungi keamanan sistem digital yang kita miliki bersama-sama. Pembentukan tim CSIRT ini merupakan salah satu upaya tersebut, dan hal ini sesuai dengan arahan rektor UB,” katanya.

Sumber: UB

Editor/Reporter: N-1/Bagus Suryo