Tugusatu.com, MALANG—Sejumlah rangkaian kegiatan stabilisasi harga di Kota Malang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang dan TPID untuk menekan laju inflasi melejit lebih tinggi pada Maret.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai tekanan inflasi Kota Malang Maret lebih disebabkan oleh kenaikan permintaan komoditas pangan karena memasuki Ramadan.
“Selaian itu dari sisi administered price, datang dari kebijakan pemerintah daerah menaikkan tarif RS, khususnya terkait pajak dan retribusi,” katanya, Rabu (3/4/2024).
Sementara itu, kata dia, tekanan imported inflation muncul dari ketidakpastian global yang masih tinggi sehingga berdampak pada kenaikan harga emas.
Selanjutnya, laju inflasi ini akan relatif bertahan sampai bulan april karena didorong dari kelompok trasportasi, seiring dengan arus mudik dan liburan Lebaran.
Permintaan komoditas pangan masih akan tetap tinggi menjelang hari raya, namun hal ini diimbangi dengan kenaikan pasokan seiring dengan musim panen untuk beberapa komoditas pangan.
Oleh karena itu, menurut dia, antisipasi kebutuhan selama lebaran seperti pasokan BBM dan gas serta bahan pangan harus terus dipastikan aman. Tekanan inflasi pada April juga berpotensi ada dari meningkatnya jumlah uang beredar (JUB) karena faktor budaya pemberian angpao.
“Disamping itu, kucuran THR juga akan meningkatkan JUB dan konsumsi masyarakat,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Maret 2024 yang mencapai 0,66% mtm meningkat, namun masih tetap terjaga di kisaran sasaran inflasi, yakni 2,5%±1%.
Hal itu bisa terjadi tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergitas yang kolaboratif pada momentum Ramadan dan menjelang Idulfitri, di antaranya, keterjangkauan harga yang diimplementasikan melalui Warung Tekan Inflasi di Kota Malang.
“Pembukaan Warung Tekan (Wartek) Inflasi Kota Malang sejak awal Maret dan akan terus dibuka hingga H+7 Idul Fitri di 3 lokasi pasar, Pasar Blimbing, Pasar Besar, Pasar Dinoyo,” katanya.
Wartek Inflasi ini menjual komoditas pangan seperti beras SPHP Bulog, minyak goreng, dan gula pasir dengan harga di bawah rata-rata harga pasar. Adapun BI Malang berkontribusi dengan memberikan bantuan berupa subsidi ongkos angkut.
Pelaksanaan sidak pasar yang dilakukan oleh Pemkot Malang beserta TPID pada 6 dan 19 Maret 2024 untuk monitoring perkembangan harga yang dilakukan di 3 titik lokasi di Kota Malang yang meliputi 2 pasar tradisional, Pasar Tawangmangu dan Pasar Blimbing; 2 pasar modern, Superindo dan Hypermart; dan pemantauan stok di Depo Pertamina
Selanjutnya, pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID Kota Malang 4 dan 13 Maret 2024 dipimpin Pj. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
Selanjutnya, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan oleh Pemkot Malang pada Maret-April Kota Malang. BI memberikan bantuan berupa subsidi ongkos angkut terhadap pelaksanaan GPM dimaksud.
Reporter: Bagus Suryo