Tugusatu.com, MALANG—Fakultas Psikologi (Fapsi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kota Malang, meningkatkan keterampilan kader posyandu dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Dosen Fapsi UMM, Ni’matuzahroh, mengatakan pelatihan terhadap kader Posyandu di Kota Malang dalam menangani ABK dalam capacity building untuk keterampilan layanan psikologi pada 5-7 September 2024 lalu.
“Program ini menjadi inisiasi penting dalam membentuk posyandu ABK yang berfokus pada intervensi dan penanganan anak dengan kebutuhan khusus, baik dalam skala kelompok, komunitas, maupun individu,” katanya, Selasa (17/9/2024).
Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, kata dia, para kader diberikan pelatihan intensif mengenai cara menghadapi dan mengintervensi. Agenda itu sangat penting untuk membantu para kader posyandu agar lebih siap ketika dihadapkan langsung dengan anak-anak ABK.
“Kami berharap, setelah pelatihan ini, para kader tidak kebingungan lagi dalam menangani ABK di lapangan,” ujarnya.
Salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah teknik intervensi psikologis yang dapat diterapkan pada ABK di berbagai tingkat, mulai dari skala individu hingga komunitas.
Para kader juga diajari cara menangani berbagai situasi yang sering terjadi dalam penanganan ABK, seperti kesulitan berkomunikasi dan perilaku agresif. Sehingga para kader mampu menghadapi ABK dengan cara yang tepat dan empati.
Tak hanya pelatihan penanganan ABK, kata dia, kegiatan ini juga menekankan pentingnya program berkelanjutan yang akan dijalankan oleh tiap posyandu. Para kader posyandu diminta untuk menyusun rencana program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.
Beberapa posyandu membuat program bekerja sama dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan sosialisasi kepada warga setempat untuk memberikan pemahaman lebih luas tentang ABK.
Selain itu, beberapa kader juga berinisiatif untuk menggandeng camat dan lurah setempat guna mendapatkan dana formal untuk kegiatan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa program-program yang dirancang oleh kader posyandu bisa benar-benar diimplementasikan dan memberikan dampak positif bagi anak-anak ABK,” jelasnya.
Beberapa program inovatif yang disusun oleh posyandu di antaranya melibatkan ABK dalam pembuatan barang prakarya. Hal ini bertujuan untuk menambah keterampilan mereka dan mempersiapkan ABK untuk berkarir di masa depan. “Kami akan melakukan monitoring berkala terhadap program-program tersebut bersama dengan psikolog dari fakultas, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial Kota Malang untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana,” katanya.
Zahroh menegaskan pula, kerja sama dengan berbagai pihak akan terus diperluas untuk mendukung keberlanjutan program ini.
“Ke depan, kami akan berkolaborasi dengan Pusat Layanan Kesehatan (PLK), fisioterapi, dan dokter yang memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi ABK. Dengan begitu, proses penanganan bisa lebih komprehensif,” katanya.
Ke depannya, Fakultas Psikologi UMM berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan yang membantu meningkatkan kualitas pelayanan bagi ABK di Kota Malang dan sekitarnya.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi posyandu-posyandu lainnya di seluruh Indonesia untuk turut peduli terhadap ABK,”ucapnya.
Editor/Reporter: N-1/Bagus
Sumber: UMM
ISSN 3063-2145