Tugusatu.com, MALANG— Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) mengadopsi penggunaan teknologi virtual reality dan robot berbasis artificial intelligence untuk meningkatkan kualitas pembelajaran santri.
Kepala Sekolah SMP Thursina IIBS, Ustadz Rois Haqiqi, mengatakan kebijakan itu sebagai salah satu bentuk keterlibatan Thursina dalam kemajuan teknologi. Thursina IIBS mengintegrasikan virtual reality dan robot Berbasis AI untuk meningkatkan keterlibatan santri dalam pembelajaran.
Selain itu Thursina juga terus berkomitmen untuk mengadopsi penggunaan teknologi terkini dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif.
“Salah satu terobosan terbaru yang diperkenalkan dalam grand launching adalah penggunaan Virtual Reality (VR) dan Robot berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan tema unleash your imagination, hadirnya perangkat ini sebagai penunjang proses pembelajaran untuk mewujudkan generasi pembelajar yang unggul dan berwawasan masa depan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (15/5/2024).
Menurutnya, sekolah sebagai pusat pendidikan bukan hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang menginspirasi dan menantang bagi santri.
Adopsi teknologi VR dan AI, terlebih dalam dunia pesantren dapat menunjang santri sehingga dapat memasuki dunia virtual yang memungkinkan mereka untuk merasakan pengalaman yang tidak mungkin didapat melalui metode konvensional.
Penggunaan teknologi VR di Thursina, menurut dia, tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang mendalam, tetapi juga membuka pintu bagi santri untuk menjelajahi konsep-konsep yang abstrak secara visual dan interaktif.
Melalui simulasi realistis, santri dapat memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih konkret dan terukur.
“Misalnya, dalam pelajaran sains, mereka dapat mengalami proses biologi atau fisika yang kompleks dengan cara yang memikat, pun juga pada pelajaran sejarah atau fiqh, santri diharapkan dapat mengunjungi bangunan-bangunan yang tidak bisa dijangkau dengan dekat seperti menjelajah ke masjidil Haram, al-Aqsha, Ka’bah atau melakukan simulasi ibadah haji dan umrah,” ungkapnya mencontohkan pelajaran yang bisa diadopsi.
Kehadiran robot berbasis AI di Thursina, kata dia, dapat membuka peluang baru dalam interaksi antara santri dan teknologi. Robot-robot ini tidak hanya menjadi asisten bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga bisa berfungsi sebagai mitra belajar yang interaktif.
Mereka dapat merespons pertanyaan santri, memberikan penjelasan tambahan, memantik jiwa eksplorasi, memainkan game edukasi 3D, atau bahkan mengadakan sesi tanya jawab yang menyenangkan. Perangkat VR akan ditempatkan di perpustakaan agar dapat digunakan oleh semua santri dan robot AI akan digunakan untuk menunjang pembelajaran enrichment robotic dan kelas spesialisasi technopreneur.
Salah satu dampak signifikan yang diharapkan dari integrasi teknologi canggih ini adalah peningkatan motivasi dan keterlibatan santri dalam proses pembelajaran. Dengan menyajikan materi dalam bentuk yang menarik dan interaktif, Thursina menciptakan lingkungan belajar yang menantang, menyenangkan, dan bermakna.
“Besar harapannya semakin dekat santri dengan teknologi, semakin mudah mereka mengeksplorasi keilmuan yang diperlukan,” ucapnya.
Reporter: Bagus Suryo
ISSN 3063-2145