Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Jawa Timur, menjelaskan perawatan taman yang mengelilingi jam kota atau stadsklok di kawasan Kayutangan Heritage bagian dari menambah ruang terbuka hijau. Hal itu sekaligus mempercantik cagar budaya selaras tumbuhnya pariwisata.
“Perawatan ini juga untuk menindaklanjuti rekomendasi forum lalu lintas guna mengurai kemacetan,” tegas Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau DLH Kota Malang Laode K.B. Al Fitra, Kamis (30/11).
Ia mengatakan tidak akan menggeser apalagi mengubah struktur jam seperti yang beredar di masyarakat. Justru, Pemkot Malang melakukan perawatan mengingat Kayutangan Heritage menjadi destinasi pariwisata.
Perawatan jam bernilai sejarah di depan kantor PLN Area Malang Jalan Basuki Rahmat itu menyatu dengan taman di perempatan Rajabali. Di tempat itu semula barier nonpermanen diganti taman lengkap dengan spot foto bertuliskan Kayutangan Heritage. Termasuk mengurai kemacetan seperti rekomendasi forum lalu lintas.
Adapun struktur stadsklok wingkel complex lux tetap berada di tempatnya persis seperti semula. Yang ditata hanya tamannya saja agar lebih ramah lingkungan tanpa mengubah struktur cagar budaya yang ditetapkan wali kota tahun 2021 tersebut.
“Konstruksinya tetap, kami hanya merawat. Tentu kami akan berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya,” ucapnya.
Saat ini, petugas DLH telah mengamankan besi pagar yang mengelilingi cagar budaya zaman kolonial Belanda ini agar tak hilang.
Sebab, petugas tak mungkin menjaga selama 24 jam selama proses pengerjaan taman. Pagar besi dalam kondisi keropos kini dalam proses perawatan, dicat lalu dikembalikan ke posisi aslinya.
ISSN 3063-2145